Curah hujan masih tinggi, tapi keinginan Suami untuk piknik sepertinya tak terbendung lagi. Pilihannya, kehujanan di puncak atau kehujanan di pantai? Akhirnya pilih pantai, biar air ketemu air.
Perjalanan kali ini mengikutsertakan mama dan papa saya juga keponakan yang dapat tugas menyetir ^^’ Lewat jalur Banten, kondisi jalan cukup lancar dan berhenti makan siang persis di seberang menara mercu suar. Anak-anak sepanjang jalan sudah tidak sabar ingin ketemu laut, sehingga agak tidak fokus dengan makan siang.
1. MERCU SUAR – KARANG BOLONG
Usai makan siang, kami tidak langsung ke penginapan, melainkan mampir ke lokasi wisata zaman saya kecil, Karang Bolong. Sekitar 15 menit berkendara. Sesampainya di sana, sepi. Mungkin karena bukan musim liburan kali ya. Setelah membayar tiket masuk Rp15000,- per orang, kami pun langsung menuju TKP. Anak-anak seperti pemanasan dengan pasir pantai di sana. Belum sempat mengeksplor spot foto yang menarik lainnya, hujaaan. Padahal sepanjang perjalanan Jakarta-Anyer, cuaca senantiasa cerah. Jadilah kami yang belum sampai setengah jam di sana berlarian kembali ke tempat parkir. Hati-hati ya, tempat parkirnya harus menyeberang jalan soalnya.
Dari penglihatan singkat sih kelihatannya agak kurang digarap ya Karang Bolong ini. Konon ada kolamnya, tapi ya ga tampil gitu. Model kaya gini harusnya dibuat spot foto yang banyak. Spot foto yang sesuai dengan tema laut dan pantai ya.
2. NUANSA BALI COTTAGE
Setelah aksi lari-lari kecil ke tempat parkir, kami akhirnya balik arah menuju Nuansa Bali Cottage. Sesuai namanya, tempat ini didekorasi agar seolah-olah seperti di Bali. Cottage yang dipesan suami adalah cottage dua kamar dan dua kamar mandi yang salah satunya berada di samping dapur.
Hujan sudah reda. Anak-anak langsung menghambur ke pantai pasir putih.
Tak perlu lama, sudah disambut hujan. Mereka pun pindah ke kolam renang, tapi karena hujannya juga bersamaan dengan angin kencang yang dingin, tak butuh waktu lama mereka kembali ke cottage yang tidak jauh dari kolam dalam keadaan menggigil. Macam orang mandi di es saja hehehe ...
Hujan terus menderu hingga malam. Saya bersyukur karena membawa rice cooker dan mama membawa lauk, karena hujannya benar-benar bikin mager. Kami masih bisa menyantap makanan hangat di antara angin dingin yang masih berhembus kencang di luar sana.
Dengan cuaca mendung seperti ini, pupus sudah harapan memotret matahari terbit. Saat jalan pagi bersama anak pun, kami sempat kehujanan di tengah perjalanan pulang dan berteduh di salah satu atap warung yang belum buka.
Jalan pagi di pantai tapi pakai jaket hehehe .... sungguh bukan outfit yang sesuai.
Entah apa karena cuaca atau memang kebiasaannya, sarapan kami diantar ke cottage. Soalnya saya lihat tenda yang sejatinya menjadi tempat orang menyantap buffet tidak dibuka sejak semalam.
Jelang siang, cuaca baru agak bersahabat. Anak-anak menyempatkan naik trail. Saya tadinya mau foto di dermaga, tapi ditutup. Mungkin karena angin kencang jadi agak berbahaya jika beraktivitas di sekitar dermaga. Jadi saya perhatikan saja para pekerja yang tengah menyiapkan kursi di gedung aula yang disediakan Pesona Bali Cottage. Sepertinya akan ada acara ....
Matahari kian semangat bersinar, tapi kami sudah harus pulang. Sepertinya kita tidak berjodoh dengan awan merah muda dan jingga kali ini hehehe .... Ga papalah, yang penting ketemu pantai yang ada ombaknya.
Pulangnya, kami sekeluarga sakit semua. Masuk angin hihihiy ... oleh-oleh Pantai Anyer.