Minggu, 01 Februari 2015

hoMYNGGU: Ketika Apartemen Mati Lampu



Duduk di lorong menjelang subuh dan mengetik. Itulah saya. Ngapain? Habis mati lampu mendadak dini hari tadi. Saya terbangun sudah ada lilin yang nyaris habis apinya dan pintu balkon sudah dibuka. Daaan mumpung anak-anak belum terbangun karena kepanasan, saya ke lorong. Di lorong lampu menyala dan di seberang pintu unit saya ada saklar. Mayan buat ngecharge laptop yang sudah bocor baterainya ini.


Jika ada yang pernah ke Kalibata City mungkin tahu betapa ‘besarnya’ unit kami. Belum lagi atap yang rendah. Jadi kebayang kan kalau mati lampu? Kondisi ini mungkin tidak berlaku bagi tower-tower apartermen ‘betulan’ di Green Palace. Biasanya dari dua sekring, hanya satu yang mati. Jadi masih bisa menyalakan AC.


Mati lampu di Kalibata City itu terjadi paling tidak setahun sekali di malam hari. Saat jelang hari Pahlawan atau Kesaktian Pancasila deh kalau tidak salah, saya lupa. Biasanya ada protokol dari kepresidenan untuk mematikan semua sumber cahaya dari jam 11-01 dini hari. Kenapa? Ya, karena saya tinggal di samping komplek Taman Makam Pahlawan Kalibata (komplek orang hidup berdampingan dengan orang meninggal), jadi pada salah satu hari yang saya sebut tadi biasanya ada upacara penghormatan yang dilakukan tengah malam.


Pernah pada suatu tengah malam itu, ada banyak protes dari penghuni. Kebanyakan menggunakan alasan anak, entah jadi rewel kalau bayi, atau ada yang langsung kambuh asmanya. Saya no comment deh, setiap orang kan punya definisi nyaman sendiri. Toh, saya punya cara sendiri mengatasinya, ya karena pernah ngalamin yang repot gitu pas mati lampu.

  1. Kebanyakan mati lampu sudah diberitahu sebelumnya. Jika mati lampu diadakan tengah malam, biasanya saya mendinginkan unit lebih awal dari biasanya. Jadi ketika mati lampu, sisa dinginnya AC masih bisa bertahan hingga paling lama dua jam, setelah itu baru dibuka jendela. Waktu itu, anak-anak masih tidur di ruang utama, jadi akses jendela ya langsung. Nah, kalau sekarang? Hmmm belum bangun sih anaknya.
  2. Kalau terlampau gelap, saya buka gorden sedikit agar mendapat cahaya lampu taman. 
  3. Jika terjadinya siang hari dan sudah diberitahu sebelumnya, saya prefer menghapus jadwal tidur siang anak-anak dan mengungsi main di taman bawah lalu ngadem di mal. Tapi ya mal biasanya juga ga adem-adem amat.
  4. Nah, agak repot ketika mati lampu pas anak-anak tidur siang. Tidurnya jadi sebentar. Selalu lupa mau beli kipas angin baterai.
  5. Kalau jadwal pematian listriknya kayanya bakal lama, ya sudah, ngungsi ke Tebet. Hahaha ....


Yah, saya belajar ga parno kalau AC ga nyala. Yang penting ga ada nyamuk. Repotnya mati lampu kan itu, ketemu nyamuk. Jadi yah alhamdulillah dapat yang lantai 10 hihihiy.... Keringat-keringat sedikit, ga papa lah ....  

2 komentar:

  1. Mati lampu memang bikin stres ya mak. Sayapun seringnya ngungsi ke mall kalau mati lampunya siang :D

    BalasHapus
  2. Iyaaa, bersyukur ada mal tinggal gelinding hihihiy ...

    BalasHapus