Setiap Senin—Kamis, lepas shalat Ashar, satu per satu anak-anak keluar dari unit di Kalibata City menuju satu pintu, ruang TPQ di Masjid Nurullah Kalibata City. Anak-anak dengan usia mulai 4 tahun hingga bahkan ada yang sudah SMP kemudian berkumpul dalam masing-masing kelas yang dipisahkan oleh tabir. Bekerja sama dengan Sanggar Qurani, Kalibata Tahfidz Club menjadi cluster dengan santri terbanyak, lebih dari 100 orang. Subhanallah melihat antusiasme orangtua dalam mendidik anak-anaknya di tempat yang lebih terkenal untuk segala skandalnya.
"Mulanya dari kumpul bocah saja di taman setiap sore. Lalu kemudian tercetuslah ide, bagaimana kalau diadakan kegiatan mengaji." Ujar Ibu Ria saat menapak tilas asal mula kelompok tahfidz ini bersama dua orang ibu-ibu muda lainnya, Ibu Rahma dan Ibu Pipit, yang juga saling bertetangga di Kalibata City. Kejadian itu lima tahun yang lalu.
"Kami pun mulai mencari tambahan anak-anak, selain anak-anak kami, untuk ikut kegiatan ini. Gurunya kami cari yang tinggal di sekitar Kalibata City. Waktu itu jumlahnya 10 orang."
Sepuluh anak itu kemudian 'menumpang' mengaji di salah satu pojok masjid. Ternyata, kegiatan ini viral dan tak butuh waktu lama, ada 30 anak yang mengantri mengaji oleh satu-dua guru.
"Kami yang tadinya sempat membuat semacam kurikulum akhirnya menyerah juga dan kemudian mencari lembaga tahfidz yang lebih mapan. Qadarullah di situlah kami berjodoh dengan Sanggar Qurani."
Bersama SQ, Kalibata Tahfidz Club memfokuskan diri belajar Tahfidz (satu ayat satu hari) dan Tahsin dengan metode ummi.
Ruang masjid jadi ramai, tak jarang jadi rusuh karena bocah-bocah yang sedang senang-senangnya memiliki kaki sehingga berlarian, berlompatan ke sana ke mari, melintasi orang-orang yang tengah shalat. Situasinya antara terharu sama nyeri. ^^ Maklum, bagi anak-anak kegiatan KTC ini sebagai ajang playdate dengan tetangga.
Jumlah santri yang kian bertambah akhirnya mendorong takdir berpindahnya tempat mengaji. Berparalel dengan masjid, ada sebuah ruangan kosong yang akhirnya diperbolehkan untuk digunakan sebagai kegiatan Kalibata Tahfidz Club. Dan sejak itu, kegiatan KTC pun kian bervariasi untuk membangkitkan semangat anak-anak dalam belajar.
Tahun 2016 ini KTC melakukan wisuda untuk para santri yang sudah lulus juz 30 sekaligus pesantren kilat gratis selama dua malam khusus untuk santri dan santriwati KTC pada bulan ramadhan. Banyak kegiatan lain yang sifatnya merekatkan hubungan antara santri, assaatidz dan para wali santri, seperti aneka lomba saat 17 Agustus atau rihlah ke kebun binatang Ragunan. Sederhana tetapi tetap meriah.
Walau berawal dari sudut masjid, lalu sempat pindah ke ruangan kosong tanpa AC, kini ruangan TPQ kian nyaman dengan AC standing dan AC central yang terpasang di ruangan yang luasnya bisa memuat lebih dari seribu orang itu. KTC bahkan kini tengah membuat Pojok Perpustakaan sebagai fasilitas yang kian melengkapi masjid dan menjadi wadah anak-anak menambah ilmu. Ada yang mau menyumbang? Silahkan .. raknya masih banyak yang kosong loh.
Ibu Ria kini menjadi Ketua Cluster Kalibata City setelah dua tetangga cantik nan pintar ini kemudian memutuskan menjadi alumni Kalibata City, walau masih sering membantu untuk berbagai kegiatan besar. Cita-citanya adalah semoga Kalibata Tahfidz Club terus ada, terus berkembang, dan senantiasa membawa kebaikan bagi anak-anak. Karena sungguh indah ketika masjid dihiasi oleh tawa anak-anak di sela lantunan hapalan mereka.