Terkait dengan tema minggu ini, yaitu kawan. Di sesiKAMYStory ini saya mau merilis daftar nama toko-toko online kawan-kawan saya.Aksi perniagaan termuda saya adalah ketika duduk di kelas 3 SD dan menyewakan majalah-majalah pada teman-teman. Tidak lama sih, hanya beberapa bulan. Saatkuliah, banyak teman-teman saya mulai berjualan. Entah itu garage sale ala alauntuk beli baju baru hingga jadi agen parfum original dan tentu saja make updari MLM tersohor. Begitu FB menjadi jamak bagi saya dan kawan-kawan, satu persatu mereka merilis toko onlinenya masing-masing. Dan laiknya orang Indonesia,walau ada sekian banyak pedagang tetap saja ada pembelinya, bahkanantarpedagang hehehe .... Hari ini saya tidak akan ngomongin dagangan saya(freelancer penerjemah, penulis, dan editor plus baker cake dan cupcake *ups),tapi mau ngomongin dagangan teman-teman saya. Yang terpilih pun adalahorang-orang yang cukup kenal baik lah yaa ... Yang kenalnya di dunia mayabiasanya sudah
lebih tersohor hehehe ...
1. Perlengkapan Bayi Bekas
FB: Juwita Liem OS. Perkenalan kami adalah ketika dia datang ke kantor saya waktu itu dan menawarkan naskah kamus Indonesia-Mandarin-Inggris. Yak, dia dosen sekaligus penulis. Berawal darimenjual barang-barang bekas pakainya sendiri di FB lama-lama jadi sering dititipi oleh teman-temannya. Stroller bekas menjadi item paling ditunggu di laman FB ini.
2. Pakaian Muslimah
FB: Novianisa Rizkika. Di bawah bendera House Anisa Online Shop, kawan SMA saya ini jualan hijab dan aneka baju muslimah. Sekarangsudah mulai banyak pilihan yang syar'i loooh ^^
3. Hijab
FB: Creamy Hijab. Nah ini saya kenal baiksama orangnya hahahah .... Dulu bahkan pernah jadi model buat dia saat baru merintis. Produknya bukan lagi mencakup seluruh Indonesia melainkan juga benua lain.
4. Kaftan Anak
FB: de Hanger Baju. Nah, kalau ini adasayanya juga siiiih tapi bareng kawan-kawan yang lain hehehe ... aih nyempil juga gue jualan hahaha ... Produknya kaftan anak ya bu ibuuu ... Jadi bahannya adeeem.
5. Baju Bayi & Anak
FB: River's Corner. Nah ini sebenarnya dijalankan oleh istri dari salah seorang penulis juga. Saya kayanya juga belumpernah ketemu sama suaminya, hanya suka menyimak update statusnya yangmenggugah itu. (gue mention ga ya orangnyaaaa?)
6. Abon
FB: Alia Fazrillah. Sebenarnya ibu yangsatu ini punya dua akun jualan lain. Yang satu jualan buku, yang lain jualanjasa setting buku. Yap, dulu ibu Alia ini rekan kerja saya di kantor dulu. Nah,abonnya yang pernah saya order langsung. Ga bisa beli satu kantung, cepat habisnya hehehe
7. Batik Tulis
FB: Endah Sulwesi atau FB Menisae. Ibuberanak satu ini pencinta batik, jadi sudah pasti batik tulis pilihannya berkualitas betulan. Ga Cuma jualan batik, di toko laundrynya juga menjualsegala jenis sabun, pewangi, pemutih secara curah. Bukan begitu, bu Endah? Ehiya, lupa, ibu Endah ini termasuk selebriti di dunia perbukuan loh.
8. Batik Cap
FB: Nadiah Alwi. Seorang penulis novel dan memiliki anak yang juga penulis novel cilik tapi juga penjual batik cap yangmurah tapi kainnya cantik-cantik pilihannya. Di bawah brand Flowery HanaCollection, batik yang dijual edisi terbatas loh. Ngomong-ngomong saya sudah kenal dia sejak saya kecil, maklum, teman SMA kakak saya hehehe ...
9. Ciskek , Amaris, dan lain-lain
FB: Muzi DapurPacipluk. Sebenarnya ibu Muziini juga terima order cake tapi yang paling hitz adalah ciskek lumer dan risoles frozennya. Bisa diantar juga loh. Lagi-lagi ibu Muzi ini pernah menjadi rekan kerja saya di kantor. Hehehe ....
10. Baju Batik
FB: Kinjeng Batik. Nah ini hasil karyakawan saya di kampus. Okelah kami lulusan Ilmu Budaya, tapi ada beberapa yang jago merancang baju kaya ibu beranak dua ini. Lagian masih nyambung kan dengansemangat melestarikan budaya? Hehehe ... Kinjeng Batik menampilkanbaju-baju yang tidak biasa tapi jadinya cantik. Semoga lebih banyak lagi koleksi untuk muslimah yaaa ....
11. Cake, Kukis, dan Cupcake
FB: Novikasari Eka S (Rupins) Ini ..saingan saya .. hahaha ga ga ga... semua punya rezekinya. Kebetulan waktukerja, dia sempat duduk di sebelah saya. Sebelum akhirnya dipisah karena seringngobrol kitanya hahaha ... Justru karena dia, saya jadi ikutan bikin cake dan cupcake. Untuk yang nsekitar Depok, silahkaaaaan ...
12. Cake dan Cupcake (lagi)
FB: Prima Sukarni (Karni's) Oalah ada lagi?Tenang .. ini untuk yang berdomisili sekitar Bontang. Junior saya di kampus inijuga suka ngisi kursus loh. Nah .. silahkan.
13. Kukis dkkIG: Nicololla. Nah ini bagi yang inginkasih suvenir berupa kue kering. Dikemas cantik-cantik. Ada varian lain selainkue kering loh. Sok silahkan tanya pada Ibu Pipiet yaa ... ini tetangga saya diKalibata City.
14. Produk RajutFB: Toko Sae Rajut. Yang suka anekarajutan, boleh mampir di sini yaaa ... Ada tas, sepatu, sarung tangan dkk ... Bisarequest juga maunya dibikinin apa hehehe
15. Seprai Anti AirFB: Laras Sukanthi. Ada yang anaknya lagitoilet training? Nah, pakai sprei ini deh, setidaknya bebas dari bau pesingyang ngendap di kasur. Kasur juga lebih awet karena hari gini dah sulit kalauharus jemur kasur spring bed hehehe ... Eh iya, ibu Laras dulu rekan kerja jugadi kantor jadi bagian keuangan.
16. SepraiFB: Ni'am Sadiyah. Beliau baru debut jualanseprai, tapi karena rumahnya sederetan sama rumahnya kain- kain di Cipadu, punsuka menjahit, saya percaya dia tahu mana bahan yang bagus untuk sebuah sepraiyang nyaman. Ibu ini sesama editor dulu di kantor hehehe ...
17. Buku BekasFB: Koalisi Cinta Buku atau FB: Maya UmmAbdillah. Yang mau buku bekas tapi masih mulus naaah tongrongin deh tiap Jumatjam 10. Yang cepat dia yang dapat. Terkadang malah buku baru tapi harganya dahmiriiiiiing banget. Paling cihuy kalau lagi ngincer buku-buku seri pengetahuanyang biasanya mihil banget itu .... Btw, ibu Maya sebagai salah satu penguruslaman ini juga adalah teman SD saya (saya numpang beken dikit hehehe)
18. Aneka Mainan AktivitasFB: Komunitas HalamanMoeka atau FB:Retnaidi Nuraini. Bagi yang sukamenghabiskan waktu bermain sama anak nah di sini ada banyak mainan aktivitas.Ada yang bisa dimainkan bersama atau dimainkan sendiri. Sebagai pelakuhomeschooling juga banyak testimoni soal bagaimana mengoptimalkan simainan-mainan itu. Nah, ini juga ga pernah ketemu langsung sama orangnya,hahaha ... tapi lihat albumnya bisa bikin mupeng hehehe
Nah itu dulu deh. Ada yang terlupa ga ya? Itudulu deh, nanti di-update heheheh ... Jadi, kawan-kawan saya cukup berjiwapengusaha, kan?
Kamis, 19 November 2015
Rabu, 18 November 2015
RABUku: Mamomics part 2 – 9 Bulan Menanti Keajaiban
Ini adalah bentuk bayar utang setelah sebelumnya membuat
review Papomics karena ada abang saya sebagai salah satu kontributornya,
sedangkan di saat yang hampir bersamaan, Mamomics 2 pun terbit dan ada
nama-nama yang merupakan sahabat abang saya dalam dunia perkomikan lagi-lagi
menjadi kontributornya.
Dari dua seri Mamomics yang terpajang di rak toko buku, saya
pilih yang kedua karena tema yang lebih spesifik juga terbitan yang lebih baru
daaan saya yang juga baru lahiran anak ketiga #uhuk
Cerita kehamilan dan melahirkan selalu luar biasa bahkan
dalam keadaan biasa-biasa saja. Namanya juga berpartisipasi langsung dalam
proses penciptaan, itu kan sesuatu yang luar biasa, sehingga jika badan pun
bereaksi luar biasa, itu wajar. Sebagai ibu beranak tiga, rasanya malu banget
mau membanggakan diri. I mean, hamil dan melahirkan itu kan bukan prestasi.
Walau perasaannya memang fantastis. Membaca cerita dari empat ibu dan satu
lajang yang keibu-ibuan ini sebenarnya lebih menekankan betapa kita harus
saling berempati dan bertoleransi setidaknya antarsesama perempuan. Jadi, ini
bukan ajang pamer siapa yang paling menderita atau siapa yang paling gampang. Semuanya
ada porsinya.
Setidaknya itu bagi saya pribadi.
Saat hamil anak ketiga, saya rasanya payah banget karena
keluhan fisik yang tak kunjung usai. Namun, ketika baca cerita kehamilan Mba
Harley yang ga hanya mual-mual dkk tapi juga sebentar-sebentar pingsan, i guess
semua ada kesulitan dan kemudahan. Untuk mba Harley yang suka pingsang,
senantiasa ada suami yang baik hati dan sigap menangkap. (eh iya tak?). Coba
kalau saya yang begitu? Kebayang dong pingsan di antara dua bocah pecicilan di
apartemen. >.< btw, abang saya jadi cameo di komiknya Bu Harley ini hihihiy ... telat banget ya.
Ketika saya agak sombong bercerita pergi ke RS naik ojek
sendiri jelang melahirkan, rasanya saya mau edit ucapan saya ketika membaca
kisah Dydy yang tidak hanya naik kereta tapi juga jalan kaki menuju RS sambil mules dan
melahirkan sendiri karena sang suami menemani anak pertama yang sedang sakit.
Maklum, tengah merantau di negeri orang. Kalau bagi sebagian orang, melahirkan
ditemani suami itu rasanya ingin mencakar-cakar mukanya, bagi saya melahirkan
ditemani suami itu ekstra kekuatan—ini kata seorang ibu di bus ketika saya
hamil anak pertama. Jadi kalau ada yang melahirkan sendirian itu ... hadeeeuh ...
Jika saya merasa beraaat hamil sambil ngurus dua balita, nah
bayangkan ketika ada dua bocah di dalam perut seperti pengalaman kehamilan
kedua mba Dyotami ... ga mau bayangin ah, linu perutkuuuh. Hamilnya pe er.
Melahirkannya pe er. Ngurusnya apalagiiiih ....
Dan kalau menyimak komik hasil ga sengaja dengar dari ruang
bersalin di sebelah Mba Ani usai melahirkan dengan segala kehebohan saat
mengedan, lagi-lagi saya berucap alhamdulillah Cuma perlu satu kali buka jalan
selebihnya menggelosor dengan sendirinya. Mulas? Ya iyalah. Mau hanya setengah
jam seperti saya atau semalaman, yang namanya mulas mau melahirkan ya sakit.
Setelah melahirkan beberapa kali, saya suka ingat-ingat dulu
ketika masih lajang apakah saya sudah sebijak Neng Lia Hartati dalam memandang kehamilan dan ibu
hamil secara umum? Ah, mungkin belum. Waktu itu saya belum banyak bergaul sama
ibu-ibu sih, jadi bawaannya ingin komentar, “ah, ibu hamil lemes itu Cuma perasaan
aja” dan bla bla bla omong kosong penuh kesombongan. Yak, sampai saya
ketemu hamil payah tanpa bisa saya
hindari.
Akhir kata saya tak habis terkagum-kagum dengan ibu-ibu
pengomik ini. Nemu di mana sih waktu ekstranya? Ngiri euy bisa gambar bagus ^^
Ada yang sederhana, ada yang detail, semuanya istimewa .... selanjutnya
kira-kira temanya apa ya?
(eh beli dulu yang seri pertama hehehe ...)
Label:
abang,
buku,
emak,
hamil,
ibu,
kawan,
komik,
mama,
melahirkan,
papomics,
perempuan,
rabu,
Review,
rumah sakit,
sahabat,
teman,
wanita
RABUku: Teman Perjalanan (Kurnia Efendi)
Kurnia Effendi atau biasa dipanggil (Mas) Kef akhirnya menerbitkan lagi karyanya. Suatu hari saya tertarik menanggapi timeline salah satu sahabat (Mas) Kef. Rupanya dalam rangka memulai masa pensiun usai mengabdi lebih dari 20 tahun di perusahaan otomotif, Suzuki, Mas Kef menghadiahi dirinya dengan menerbitkan Teman Perjalanan, lagi-lagi kumpulan cerita pendeknya dari masa ke masa.
Saya mengenal sosok Mas Kef saat masih bekerja sebagai editor di salah satu penerbitan. Kebetulan karya beliau diterbitkan di sini. Saya memang tidak berhubungan langsung dengan dirinya. Hanya sesekali melihatnya wara wiri saat proses produksi dan ketika peluncuran bukunya. Selebihnya saya justru lebih banyak 'melihat'nya dari tag-tag salah seorang sahabatnya yang kebetulan salah satu kontak saya di FB, Endah Sulwesi. Another famous people in books community hehehe ...
Jadi sejujurnya, saya bahkan belum pernah membaca karya-karyanya. Sekalipun. Dan ketika timeline berisi pengumuman open PO buku ini, saya merasa, sudah saatnya.
Buku ini diterbitkan atas dana sponsor didukung oleh penerbit Exchange, milik salah satu kawan saya juga hehehe ... Makanya saya semangat mau beli, selain karena sudah lamaaaa banget ga beli buku untuk diri sendiri, tetapi juga buku ini istimewa karena dicetak terbatas. Lagian, sudah saatnya saya mengenal seorang Kurnia Efendi lebih banyak lagi.
Oke, kembali ke buku Teman Perjalanan karena ini kumpulan cerita pendek kayanya ga seru diceritain ringkasannya, spoiler banget nanti hihihiy .. Hanya mau menandai beberapa hal yang menarik bagi saya.
Kef dan Suzuki
Mengabdi selama dua puluh memang bukan main-main dan hal itu sedikit banyak menjadi garis merah dalam unsur properti penulisan. Kalau kata dosen saya, Pak Ismail Marahimin, latar waktu. Dan itu terlihat dari tipe mobil Suzuki yang disebut. Mas Kef orang yang cukup kekinian, jadi ketika dia menyebut sebuah tipe mobil Suzuki, itu artinya tipe yang paling laris di masanya. Ya, cerpennya tersebar mulai dari karya-karyanya yang terbit pada tahun 80-an. Jadi, bukan karena dirinya tengah bicara tentang masa lalu atau tentang orang yang old fashioned.
Kef dan Perjalanan
Hampir di setiap ceritanya menceritakan adegan perjalanan keluar kota atau keluar negeri. Jadi sepertinya judul Teman Perjalanan ada benarnya juga. Setelah dibaca seluruhnya dan jika Anda memang tengah membacanya di perjalanan, you might actually changr your point of view about the other passenger and start to create your own character for your own book. Seperti tengah menonton film yang menampilkan sekian kisah dari berbagai karakter dan ternyata kesemuanya pernah berada dalam satu pesawat atau satu kereta. Semacam itulah.
Kef dan Seni
Salah satu latar yang menarik adalah salah satu hobi yang disebutkan Kef sendiri pada bab pengantarnya. Dunia tulisan, seni pentas, seni lukis, ... seorang kurator, seorang penulis, seorang reporter ... He definitely wrote what he really know into it.
Kef dan Pinky Love in the Dark
OK, sekarang tentang isinya. Aroma perselingkuhan, cinta bertepuk sebelah tangan, atau cinta yang singkat bertebaran di sini. Seperti tengah membaca cerpen salah satu majalah wanita. Saya harus matikan dulu mode Drama Korea. Lupakan dulu sejenak hehehe ... Karena hampir semua tidak happy ending, maka saya sebut Pinky Love in the Dark. Seperti menikmati merah muda dalam kegelapan.
Sebenarnya saya jadi penasaran bagaimana Mas Kef membuat novel secara utuh. Dengan latar yang kompleks, adegan yang kompleks, karakter yang penuh, dan sebagainya. Entah kenapa bagi saya membaca cerpen secara umum terasa seperti one night stand hehehe ... Dan jika melihat kumpulan cerpen yang dari masa ke masa ini, mas Kef menunjukkan kepiawaian menulisnya belum lagi menurun. Masih ada banyak ruang untuk karya-karya Kurnia Efendi selanjutnya.
Saya kan menanti.
Saya mengenal sosok Mas Kef saat masih bekerja sebagai editor di salah satu penerbitan. Kebetulan karya beliau diterbitkan di sini. Saya memang tidak berhubungan langsung dengan dirinya. Hanya sesekali melihatnya wara wiri saat proses produksi dan ketika peluncuran bukunya. Selebihnya saya justru lebih banyak 'melihat'nya dari tag-tag salah seorang sahabatnya yang kebetulan salah satu kontak saya di FB, Endah Sulwesi. Another famous people in books community hehehe ...
Jadi sejujurnya, saya bahkan belum pernah membaca karya-karyanya. Sekalipun. Dan ketika timeline berisi pengumuman open PO buku ini, saya merasa, sudah saatnya.
Buku ini diterbitkan atas dana sponsor didukung oleh penerbit Exchange, milik salah satu kawan saya juga hehehe ... Makanya saya semangat mau beli, selain karena sudah lamaaaa banget ga beli buku untuk diri sendiri, tetapi juga buku ini istimewa karena dicetak terbatas. Lagian, sudah saatnya saya mengenal seorang Kurnia Efendi lebih banyak lagi.
Oke, kembali ke buku Teman Perjalanan karena ini kumpulan cerita pendek kayanya ga seru diceritain ringkasannya, spoiler banget nanti hihihiy .. Hanya mau menandai beberapa hal yang menarik bagi saya.
Kef dan Suzuki
Mengabdi selama dua puluh memang bukan main-main dan hal itu sedikit banyak menjadi garis merah dalam unsur properti penulisan. Kalau kata dosen saya, Pak Ismail Marahimin, latar waktu. Dan itu terlihat dari tipe mobil Suzuki yang disebut. Mas Kef orang yang cukup kekinian, jadi ketika dia menyebut sebuah tipe mobil Suzuki, itu artinya tipe yang paling laris di masanya. Ya, cerpennya tersebar mulai dari karya-karyanya yang terbit pada tahun 80-an. Jadi, bukan karena dirinya tengah bicara tentang masa lalu atau tentang orang yang old fashioned.
Kef dan Perjalanan
Hampir di setiap ceritanya menceritakan adegan perjalanan keluar kota atau keluar negeri. Jadi sepertinya judul Teman Perjalanan ada benarnya juga. Setelah dibaca seluruhnya dan jika Anda memang tengah membacanya di perjalanan, you might actually changr your point of view about the other passenger and start to create your own character for your own book. Seperti tengah menonton film yang menampilkan sekian kisah dari berbagai karakter dan ternyata kesemuanya pernah berada dalam satu pesawat atau satu kereta. Semacam itulah.
Kef dan Seni
Salah satu latar yang menarik adalah salah satu hobi yang disebutkan Kef sendiri pada bab pengantarnya. Dunia tulisan, seni pentas, seni lukis, ... seorang kurator, seorang penulis, seorang reporter ... He definitely wrote what he really know into it.
Kef dan Pinky Love in the Dark
OK, sekarang tentang isinya. Aroma perselingkuhan, cinta bertepuk sebelah tangan, atau cinta yang singkat bertebaran di sini. Seperti tengah membaca cerpen salah satu majalah wanita. Saya harus matikan dulu mode Drama Korea. Lupakan dulu sejenak hehehe ... Karena hampir semua tidak happy ending, maka saya sebut Pinky Love in the Dark. Seperti menikmati merah muda dalam kegelapan.
Sebenarnya saya jadi penasaran bagaimana Mas Kef membuat novel secara utuh. Dengan latar yang kompleks, adegan yang kompleks, karakter yang penuh, dan sebagainya. Entah kenapa bagi saya membaca cerpen secara umum terasa seperti one night stand hehehe ... Dan jika melihat kumpulan cerpen yang dari masa ke masa ini, mas Kef menunjukkan kepiawaian menulisnya belum lagi menurun. Masih ada banyak ruang untuk karya-karya Kurnia Efendi selanjutnya.
Saya kan menanti.
Senin, 16 November 2015
Tema Minggu Ini: Kawan
Dua minggu belakangan, saat saya menerima buku pesanan berjudul Teman Perjalanan karya Kurnia Efendi dan kemudian melihat di toko buku KCS sudah ada buku-buku dari penerbit tempat dua kawan saya bekerja dan menelurkan karyanya, saya terpikir untuk mengisi rubrik RABUku dengan buku-buku karya kawan-kawan saya.
Lalu Jumat lalu seorang kawan meninggal dunia. Melihat tribut dari kawan-kawan lain, saya jadi menyadari bahwa sudah lama saya tidak 'melayani' kawan-kawan saya. Sebuah hubungan seolah dapat digantikan dengan mengumbar jempol di setiap postingan. Dan kini rasanya saya perlu berbuat lebih, semampu kaki saya yang pendek ini. Bukan, saya tidak hendak membeli perkawanan. Saya hanya ingin mencelupkan diri dalam hubungan itu karena rasanya sudah terlalu lama saya menikmati matahari dan hampir lupa menghargai masa lalu ketika banyak kawan-kawan berkumpul di sana.
Makadariituuuu ... Minggu ini saya mau angkat segala hal tentang kawan. Entah itu karya-karya teman saya, toko-toko online milik teman saya, tempat-tempat nongkrong bersama kawan dulu, dan lain-lain ... Pokoknya tentang kawan yang disesuaikan dengan tema harian. Yah, mumpung belum sibuk dengan urusan lomba blog hehehe ....
Bagi para pembaca lain, saya jamin tidak akan mengalami roaming. Syukur alhamdulillah, saya dikelilingi kawan-kawan yang hebat. Like you.
Thank you.
Lalu Jumat lalu seorang kawan meninggal dunia. Melihat tribut dari kawan-kawan lain, saya jadi menyadari bahwa sudah lama saya tidak 'melayani' kawan-kawan saya. Sebuah hubungan seolah dapat digantikan dengan mengumbar jempol di setiap postingan. Dan kini rasanya saya perlu berbuat lebih, semampu kaki saya yang pendek ini. Bukan, saya tidak hendak membeli perkawanan. Saya hanya ingin mencelupkan diri dalam hubungan itu karena rasanya sudah terlalu lama saya menikmati matahari dan hampir lupa menghargai masa lalu ketika banyak kawan-kawan berkumpul di sana.
Makadariituuuu ... Minggu ini saya mau angkat segala hal tentang kawan. Entah itu karya-karya teman saya, toko-toko online milik teman saya, tempat-tempat nongkrong bersama kawan dulu, dan lain-lain ... Pokoknya tentang kawan yang disesuaikan dengan tema harian. Yah, mumpung belum sibuk dengan urusan lomba blog hehehe ....
Bagi para pembaca lain, saya jamin tidak akan mengalami roaming. Syukur alhamdulillah, saya dikelilingi kawan-kawan yang hebat. Like you.
Thank you.
Kamis, 12 November 2015
KAMYStory: ‘Membaca’ Bersama Malika
Tanggal 12 november rupanya adalah Hari Membaca Nasional. Hmmm karena temanya KAMYStory, saya mau cerita tentang pengalaman membaca dengan anak pertama saya, Malika. Kenapa hanya anak pertama? Ya, karena dia yang paling lengkap fase-fasenya, sedangkan adik-adiknya cenderung mengikuti. ‘Membaca’ bersama Malika memiliki kenangan tersendiri, entah karena dia anak sulung atau karena dia Malika. Entahlah. Saya urutkan berdasarkan umur ya, mungkin ada juga yang mau berbagi pengalaman membacanya bersama anak.
1.
0-1 tahun: Dari Nyanyian hingga Flash Card
Well, sebenarnya pas hamil pun saya sudah
sering membacakan buku untuknya. Saya gunakan corong dari koran karena katanya
suara saya jadi lebih bisa terdengar. Berbeda dengan suami yang bisa langsung
ngomong di perut saya hehehe ... Setelah lahir, kebetulan saya dihadiahi boneka
yang ada buku kainnya. Saya pikir kayanya tidak menarik jika hanya membacakan datar,
akhirnya saya gunakan nyanyian. Malika termasuk anak yang cepat terhubung jika
ada musik (lagi-lagi jangan-jangan karena saya perdengarkan Maxim dan Vanessa
Mae saat hamil) dan dia suka pengulangan. Jadi tidak perlu punya banyak cerita,
hanya cerita dari si boneka itu saja sudah membuat dia senang. Lembar
angka-angka pun saya buat nyanyiannya.
2.
1-2 tahun: Satu Kalimat Satu Halaman
Saat saya hamil anak kedua, Malika baru
saja lulus satu tahun. Dan saat itu dia sudah tidak lagi tidur di boksnya
melainkan di kasur bersama kami. Mengulang rutinitas mama saya sewaktu kami
kecil, saya bacakan surah-surah. Dan untuk ‘bacaan’nya saya gunakan flash card.
Pilihan yang agak aneh sebenarnya hehehe ... well itu karena saya punya buku
kecil untuk anak-anak berisi jenis-jenis serangga dkk. Jadi yah agak mirip
flash card. Malam menjelang tidur adalah saat saya berulang-ulang menyebutkan
nama-nama serangga dan bunga hehehe ... kayanya saat itu saya yang lebih sering
tidur duluan.
Ketika hamil saya semakin besar, sehari-hari
Malika sudah minta dibacakan buku. Waktu itu saya gunakan buku Seri Balitanya Dar!
Mizan atau buku Noddy yang bahasa Inggris. Teksnya belum saya baca benar karena
daya tahan Malika per halaman masih sangat rendah. Hanya bisa satu kalimat
untuk satu halaman. Improvisasi sangat bermain di sini. Membuat nada baca naik
turun. Yang pegal adalah, setiap buku harus diulang lima kali.
3.
2-3 tahun: Improvisasi Ala ala
Ada saatnya dia mulai mengeksplor sumber
bacaan. Pernah dia minta dibacakan buku Pooh tapi saya hanya boleh bilang ‘kotak’.
Dia hanya ingin nadanya. Kebayang ga, setelah baca buku 80 halaman dan hanya
bilang ‘kotak’? Rasanya sulit banget move on dari kotak ketika diulang lagi
bacanya tapi diganti dengan ‘bulat’.
Tidak hanya itu, dia juga minta dibacakan
untuk buku aktivitas. Tentu tahu kan, kalau tulisan di buku aktivitas itu hanya
berisi kalimat perintah yang sama di setiap halamannya? Nah, saya ga baca itu,
saya jadikanlah itu sebuah cerita yang berkesinambungan antara satu gambar
dengan gambar yang lain. Itu baru buku aktivitas, masih ada gambar anak-anak.
Nah di hari lain, dia bawakan saya buku kreasi kue dengan fondant. Oalah, piye
nyeritainnya.
4.
3-4 tahun: Kelihatan Hapalannya
Metode pengulangan masih dia terapkan
hingga di usia ini, dan karena saya improvisasi dia suka protes jika ada yang
salah atau berbeda. Dan karena improvisasi dan mau tidur itu bukan sahabat
baik, saya selalu ketiduran dan kesulitan berpikir harus melanjutkan cerita
dari mana, saya pun mulai membacakan cerita sesuai dengan tulisannya. Dan
rupanya Malika memang kuat di hapalan. Dia bahkan bisa membacakan beberapa buku sendirian tanpa ada yang keliru kalimatnya.
5.
4-sekarang: Tak Ingin Berhenti
Malika masih belum bisa membaca tapi
kosakatanya buanyak dan dia pun cerewet luar biasa. Kalau saya tidak membacakan
buku sebelum tidur, nangisnya kaya apa ... Yah memang momen membaca buku selalu
saya kondisikan sebagai momen netral. Mana bisa juga bacain buku sambil marah?
Pada usia ini, Malika memang jadi lebih
spesifik bertanya. Kalau dulu baca cerita kami diinterupsi dengan dagelan dan
tiba-tiba berkhayal ke mana-mana, sekarang dia benar-benar bertanya untuk
setiap kata di setiap kalimat. Setelah dijelaskan dan ditanya lagi, dijelaskan
lagi, ditanya lagi, dijelaskan lagi, akhirnya dia hapal. Daya tahan tiap halama
lebih lama dan menuntut halaman yang lebih banyak. Apalagi saya baca untuk dua
anak (yang satu lagi masih bayi, belum bisa minta) yang artinya setidaknya ada
dua bacaan, kalau lagi senang bisa ada empat bacaan. Dan keluar kamar, biasanya
tenggorokan saya kering. Belum lagi hapalan surah yang baginya menjadi lebih
menarik kalau saya bacakan artinya. Ga bisa tiap hari sih saya bacain artinya,
bisa gempor, karena ada sekitar 70an ayat yang dibaca. Lumayan juga ya punya
anak, bisa baca juz ‘amma tiap hari ^^
Saya sebenarnya agak gimana gitu,
membayangkan dia bisa baca sendiri nanti. Pasti akan ada lebih banyak
pertanyaan. Dan mungkin dia akan mengurangi sangat mendekati saya dengan
buku-buku barunya. Kok saya jadi sedih yak hehehe .... yah, walaupun sering
bilang capek bacain buat anak sepanjang hari, tapi jika membayangkan momen itu
tidak ada lagi, saya jadi merasa sunyi. ... Ternyata momen membaca itu bisa
membawa efek romantis ya. Hmmm, Kira-kira dia mau gantian bacain buat saya ga
ya?
Selamat Hari Membaca Nasional ^^
KAMYStory: Hari Ayah untuk Papa dan Suami
Banyak yang mengatakan bahwa sosok ayah bagi anak perempuan
adalah semacam kata kunci saat si gadis memilih pasangan hidupnya. Papa saya
adalah ampunek, datuk, dan bapak mertua bagi saya. Mengingat saya memang tidak
pernah merasakan memiliki laki-laki tua bahkan mertua laki-laki pun saya tak
pernah kenal.
Saat kecil, saya bukan penggemar papa saya. Eh dilalah
ketika pilih suami, suami dan papa ternyata memiliki banyak persamaan. Pergaulan
luas, suka jalan-jalan, suka motret, suka kerja, banyak kesendirian dari masa
kecilnya, dan sama-sama bontott ... Dan lebih pentingnya lagi, masa kecil suami
saya pernah diisi dengan banyak pengajian dan habib, walau setelah itu dia jadi
bandeeeeeel banget. So, i think ... yah bolehlah. Setidaknya sudah punya dasar
agama.
Papa memang bukan orang yang hangat. Adat keras memang sudah
menjadi wataknya. Tapi beliaulah yang
menulari virus suka membaca. Koleksi bukunya belum bisa saya kalahkan.
Papa yang mengajari saya mengaji dengan metode hafidz
sebelum metode ini nge-tren sekarang, namun karena sibuk, jadwal ini tidak selalu
dilaksanakan. Saya curiga papa adalah hafidz karena terbiasa. Karena surah apa
pun yang sedang saya baca, dia selalu menkoreksinya dari seberang ruangan,
hingga saya memutuskan untuk mengecilkan suara tadarus. Dia bisa mengaji dengan
merdu sambil mencuci baju hehehe ...
Dulu papa suka membawa kami ke tempat yang jauh untuk makan.
Perut kami sampai keroncongan sangat setibanya di sana. Terkadang saya merasa
berutang membawanya ke tempat-tempat yang makanannya enak.
Papa adalah yang tangannya dingin saat saya genggam ketika
kecil, tidak seperti tangan mama yang hangat. Tangannya dingin karena air wudhu
seolah mengendap di kulitnya karena seringnya beliau shalat. Dan cahaya fosfor
dari jam tangannya, walau mengganggu tidur saya saat itu, tapi ingatan tentang
itu tak pernah hilang.
Papa adalah orang yang sengaja mengeraskan suara mengajinya
agar anak-anaknya dengar. Sempat saya merasa dilema saat subuh atau tidur
siang. Rasanya masih ingin tidur tapi ada suara lantang papa mengaji. Ingin
menutupi kepala dengan bantal tapi kok rasanya salah.
Ah padahal saya bukan penggemar dirinya, tapi ketika usia saya
bertambah, entah kenapa banyak tentang dirinya yang muncul dalam ingatan saya.
Lalu bagaimana dengan suami? Rasanya saya harus menahan
diri. Menahan diri tidak membandingkan dirinya dengan papa, sebanyak apa pun
persamaannya, mereka berdua adalah orang yang berbeda. Yah, memang masih suka
keceplosan hehehe ... Namun jika dibandingkan dengan saya, suami adalah orang
yang cocok memberikan ilmu pada anak-anak. Saya hanya berharap, ketika
anak-anak dewasa nanti, mereka akan mengambil banyak hal positif dari warisan ayah
mereka. Mereka akan punya banyak cerita jika ditanya, apa yang kamu lakukan bersama ayahmu sewaktu kecil dulu. Bagi saya ini sebuah warisan.Warisan yang sedikit demi sedikit diberikan di masa-masa kanak-kanak
mereka. Dan semoga suami akan selalu menjadi ayah mereka yang tangguh, hangat,
lucu, pintar, baik hati, wawasan luas, dan terlebih lagi dekat dengan Allah
SWT. Selamat hari ayah ^^
Selasa, 10 November 2015
Rossi Memang Jawara
Biar kekinian mau nulis tentang Rossi juga aaah ^_^ Saya bukan penggemar Rossi, tapi juga bukan hater. Bicara tentang Valentino Rossi membuat saya melayangkan kenangan kembali ke masa-masa SMU dulu. Saat saya mulai gandrung-gandrungnya nonton GP motor. Tahun 1997, tahun yang sama juga tengah kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan. Tahun terakhir Sentul menyelenggarakan GP Internasional dan saya datang ke sana. Masa Mick Doohan merajai kelas 500 cc dan Valentino Rossi merajai kelas 125 cc. Sedangkan idola saya saat itu, Tetsuya Harada, bersaing dengan dua pembalap lain seperti Max Biaggi. Persaingan mereka bertiga paling seru di antara dua kelas lain. Namun, di musim selanjutnya Rossi masuk kelas 250 cc dan memorakporandakan pertengkaran tiga pembalap itu dengan mudahnya. Ya, si bocah ABG dengan baju hijau menyala dan gambar cicak di helmnya.
1. Rossi Sayang Penggemar
Salah satu keunggulan Rossi adalah cara dia meraih dan memelihara penggemar. Sejak awal, dia dikenal sebagai pembalap yang sering memberikan aksi tambahan pasca finish lap. Dia membawa aura pemain sepak bola usai mencetak gol ke sirkuit balap. Dia sengaja berhenti di depan kerumunan paling banyak dan memanggil kerumunan yang biasanya akan memberikan bendera. Waktu di Sentul itu, ada lebih dari 5 orang turun dari pagar setinggi dua meter lebih.
Dan ketika insiden di Sepang beberapa minggu lalu, adalah penggemar yang solid itu yang terus memberikan dukungan. Dan penggemarlah yang memutuskan bahwa tahun ini Rossi adalah juara di hati orang-orang.
2. Rossi Memang Jagoan
Sebagai anak muda yang tak perlu berlama-lama di satu kelas dan menjadi juara dunia, Rossi memang menunjukkan kalau dia memang jagoan. Jika pertandingan kemarin dia disebut telah melewati 21 pembalap, dia sebenarnya juga sudah pernah begitu dulu. Yah, memang ga sampai 21, tapi dia dapat podium. Waktu itu dia start di nomor belasan (maafkan ingatan yang pendek ini), dan pelan-pelan melewati pembalap demi pembalap. Kamera dan komentator pun lebih senang menyoroti aksi Rossi di belakang ketimbang persaingan dua motor di depan. Barisan depan baru terekam kamera ketika sudah ada Rossi yang merangsek. Sepanjang balapan, saya ga berhenti bilang sendiri, "anjrit niy orang, jago betulan."
Rossi juga membuktikan bahwa apa pun motornya, yang membedakan adalah yang menaikinya. Dia pernah juara dengan motor Repsol Honda yang pernah dipakai Mick Doohan, pernah juga dengan Aprilia- si Tetsuya Harada aja ga pernah jadi juara dunia pakai Aprilia. Yang paling mengejutkan adalah ketika dia memutuskan masuk tim Yamaha. Padahal tim Yamaha itu punya tiga pembalap yang entah kenapa selalu gak pernah mencapai finish. Jatuh melulu. Yah, namanya juga Rossi, keluar dari zona nyaman itu memang hobinya.
Kalau ga salah, Pernah pula Rossi balapan dengan kondisi jari patah. Dan hasil akhirnya ga main-main loh, pembalap lain kayanya ga bisa leha-leha balapan kalau Rossi masih ada di motornya. Kayanya kalau soal motor dia itu insane.
3. Rossi Rawan Insiden
Saat insiden Marques dan Rossi kejadian, saya jadi ingat insiden serupa di F1. Siapa ya yang waktu itu kena penalti karena menghalang-halangi? Ralf Schumaker kayanya. Bedanya, ini Rossi yang kena penalti.
Saya sih ga lihat rekamannya juga. Namun, kalau Rossi bilang kakinya terpeleset, saya percaya. Walau bukan penggemar. Sering saya lihat karena Rossi selalu menyalip di bagian terdalam dia harus lebih miring ketimbang pembalap lain sehingga dia sering harus sedikit mengangkat lututnya agar tidak bersentuhan dengan pembalap di sebelahnya. Ini penglihatan saya loh ya, soalnya dia sering kakinya terlepas gitu terus motornya jadi goyang-goyang sebentar sebelum berubah haluan. Jadi yah memang dari dulu dia rawan insiden. Kalaupun Rossi memang menendang, ya biarin aja hahahaha ... Kok satu tim malah menghalang-halangi?
4. Rossi Selalu Muda
Ada meme yang berkeliaran soal Rossi yang batal jadi juara dunia, salah satunya menuliskan "3 pembalap muda Spanyol vs 1 Pembalap tua Itali" But the fact is, Valentino Rossi never gets old once he rides his bike. Mau dia botak, mau gondrong, Rossi ya Rossi. Gairahnya ga pernah surut sama sekali and it shows. Makanya siapa pun senang lihat dia balapan. Ga ada lo, ga rame. Bukan rame kontroversi loh tapi emang kelihatan banget jagonya. So, tak heran-mengutip status salah seorang kawan-Lorenzo Juara, Rossi Jawara.
Respect for Rossi.
Dari saya yang bukan penggemar ^.^
1. Rossi Sayang Penggemar
Salah satu keunggulan Rossi adalah cara dia meraih dan memelihara penggemar. Sejak awal, dia dikenal sebagai pembalap yang sering memberikan aksi tambahan pasca finish lap. Dia membawa aura pemain sepak bola usai mencetak gol ke sirkuit balap. Dia sengaja berhenti di depan kerumunan paling banyak dan memanggil kerumunan yang biasanya akan memberikan bendera. Waktu di Sentul itu, ada lebih dari 5 orang turun dari pagar setinggi dua meter lebih.
Dan ketika insiden di Sepang beberapa minggu lalu, adalah penggemar yang solid itu yang terus memberikan dukungan. Dan penggemarlah yang memutuskan bahwa tahun ini Rossi adalah juara di hati orang-orang.
2. Rossi Memang Jagoan
Sebagai anak muda yang tak perlu berlama-lama di satu kelas dan menjadi juara dunia, Rossi memang menunjukkan kalau dia memang jagoan. Jika pertandingan kemarin dia disebut telah melewati 21 pembalap, dia sebenarnya juga sudah pernah begitu dulu. Yah, memang ga sampai 21, tapi dia dapat podium. Waktu itu dia start di nomor belasan (maafkan ingatan yang pendek ini), dan pelan-pelan melewati pembalap demi pembalap. Kamera dan komentator pun lebih senang menyoroti aksi Rossi di belakang ketimbang persaingan dua motor di depan. Barisan depan baru terekam kamera ketika sudah ada Rossi yang merangsek. Sepanjang balapan, saya ga berhenti bilang sendiri, "anjrit niy orang, jago betulan."
Rossi juga membuktikan bahwa apa pun motornya, yang membedakan adalah yang menaikinya. Dia pernah juara dengan motor Repsol Honda yang pernah dipakai Mick Doohan, pernah juga dengan Aprilia- si Tetsuya Harada aja ga pernah jadi juara dunia pakai Aprilia. Yang paling mengejutkan adalah ketika dia memutuskan masuk tim Yamaha. Padahal tim Yamaha itu punya tiga pembalap yang entah kenapa selalu gak pernah mencapai finish. Jatuh melulu. Yah, namanya juga Rossi, keluar dari zona nyaman itu memang hobinya.
Kalau ga salah, Pernah pula Rossi balapan dengan kondisi jari patah. Dan hasil akhirnya ga main-main loh, pembalap lain kayanya ga bisa leha-leha balapan kalau Rossi masih ada di motornya. Kayanya kalau soal motor dia itu insane.
3. Rossi Rawan Insiden
Saat insiden Marques dan Rossi kejadian, saya jadi ingat insiden serupa di F1. Siapa ya yang waktu itu kena penalti karena menghalang-halangi? Ralf Schumaker kayanya. Bedanya, ini Rossi yang kena penalti.
Saya sih ga lihat rekamannya juga. Namun, kalau Rossi bilang kakinya terpeleset, saya percaya. Walau bukan penggemar. Sering saya lihat karena Rossi selalu menyalip di bagian terdalam dia harus lebih miring ketimbang pembalap lain sehingga dia sering harus sedikit mengangkat lututnya agar tidak bersentuhan dengan pembalap di sebelahnya. Ini penglihatan saya loh ya, soalnya dia sering kakinya terlepas gitu terus motornya jadi goyang-goyang sebentar sebelum berubah haluan. Jadi yah memang dari dulu dia rawan insiden. Kalaupun Rossi memang menendang, ya biarin aja hahahaha ... Kok satu tim malah menghalang-halangi?
4. Rossi Selalu Muda
Ada meme yang berkeliaran soal Rossi yang batal jadi juara dunia, salah satunya menuliskan "3 pembalap muda Spanyol vs 1 Pembalap tua Itali" But the fact is, Valentino Rossi never gets old once he rides his bike. Mau dia botak, mau gondrong, Rossi ya Rossi. Gairahnya ga pernah surut sama sekali and it shows. Makanya siapa pun senang lihat dia balapan. Ga ada lo, ga rame. Bukan rame kontroversi loh tapi emang kelihatan banget jagonya. So, tak heran-mengutip status salah seorang kawan-Lorenzo Juara, Rossi Jawara.
Respect for Rossi.
Dari saya yang bukan penggemar ^.^
Minggu, 08 November 2015
Review Camilan: Ngemil Keripik Pisang Berbumbunya Gorilla
Suatu hari dapat titipan oleh-oleh Bandung, keripik pisang
berbumbu. Awalnya, saya pikir yah standar lah. Paling pisang dan vanilla.
Pisang dan coklat. Eh kemudian saya lihat varian pisang dan BBQ, juga pisang
dan sambalado. Hmmm sepertinya lumayan niy jelajah lidah hehehe ....
Sebelum bicara rasa, saya mau ceritain soal kemasannya. Bagi
saya yang tahunya jajanan lokal itu hanya dibungkus plastik tebal trus disegel
kaya pakai lilin itu (emangnya kripik singkong), begitu melihat kemasan Gorilla
ini, ga tahan ingin mengapresiasi. Pertama, menggunakan kemasan seal. Jadi
kalau mau ada episode bersambung saat ngemil Gorilla, ga perlu nyari karet, ga
perlu takut tumpah, tinggal di sealed aja. Kedua, mimik si Gorilla di kemasan
berubah-ubah. Begitu juga dengan mottonya pada setiap varian rasa. Orang yang
bikin kayanya suka detail deh (ga kaya saya). Biasanya kan orang-orang
disamakan saja warna dan segala macamnya, yang berbeda hanya tulisan keterangan
rasa. Nah ini tuw membawa tema tersendiri di setiap rasa. ... Bagooooes!!!
Yang pertama saya coba adalah BBQ. Waktu mau nyoba, sambil
membayangkan pisang dicelup ke saos steak. Kira-kira rasanya gimana ya? Racikan
bumbunya enak, ga terlalu gurih, tapiiii seperti kata Gordon Ramsay, rasa si
bintang nyaris tak terasa. Bukan karena rasa bumbunya yang terlalu menonjol
tapi kayanya terlalu banyak deh porsi si bumbu. Jadi pisangnya baru terasa
tipiiiis di belakang. Malu-malu kayanya dia. ...
Rupanya hal yang sama berlaku untuk varian vanilla dan
coklat. Saya ga beli yang green tea, masih parno dengan produk-produk Jepang
yang pakai embel-embel green tea rupanya ada gelatin babinya. Eh tapi ini sudah
ada sertifikat halal loh ya, sayanya saja yang masih parno.
Saat beralih ke rasa sambalado, eeh ga pedes. Manis malah.
Jadi deh habis dimakan anak saya yang belum tahan rasa pedas. Yah, rezeki dia
lah kalau begitu.
Rupanya yang memberikan titipan ini, punya hubungan baik
dengan produsennya. Katanya sih akan disampaikan keluhan saya terkait terlalu
banyak bumbu. Keputusan mah tergantung produsennya bukan? Saya mah apa atuh.
Kali aja lidah saya yang kudet hehehe ...
Yang penasaran dengan rasanya, benar atau ga penilaian saya?
Silahkan hubungi nomor ini ya ... (Teh Dewi: 082130509048)
catatan: semua foto bukan hak milik saya ya, milik produsennya. ^^
catatan: semua foto bukan hak milik saya ya, milik produsennya. ^^
Minggu, 01 November 2015
Pak Raden dalam Ingatan Saya
Meninggalnya Drs Suyadi atau lebih dikenal sebagai Pak Raden menggugah hati banyak orang. Seniman yang tinggal sendirian itu, dihantar ke pemakaman oleh begitu banyak doa. Doa dari Jutaan mantan anak-anak yang menikmati tontonan yang sama, "Unyil". Saya pun dulu termasuk penonton setia, walau harus diakui saya juga termasuk yang meninggalkan Unyil ketika saluran televisi swasta bermunculan.
Belakangan saya baru tahu kalau Pak Raden lah yang menciptakan Si Unyil, padahal peran beliau di serial itu malah menjadi seorang Pak Raden yang pelit banget bin galak. Lucunya, walau perannya semi antagonis, ketika muncul di panggung-panggung, Pak Raden adalah sosok yang ramah pada anak-anak, pandai mendongeng dan jago menggambar. Jika di televisi tawanya yang menggelegar itu muncul ketika anak-anak lari terbirit-birit menjauhi rumah Pak Raden, sedangkan di panggung tawa itu ada di antara kerumunan anak-anak. Saat mendongeng, kami semua tahu bagaimana sebenarnya Pak Raden. Dia yang hangat, imajinatif, penuh kejutan dalam cerita dan gambarnya.
Saya berkesempatan bertemu dengan Drs Suyadi saat bergabung dengan Kelompok Pencinta Bacaan Anak garapan Ibu Murti Bunanta sekitar tahun 2003. Ini efek samping ambil mata kuliah Bacaan Anak. Saat sesi kumpul rutin, saya suka diam-diam memerhatikan beliau yang duduk melihat kami latihan pentas dongeng. Pak Raden itu rupanya sudah tua. Tanpa kostumnya, terlihatlah dia sebagai sosok eyang biasa. Dirindukan.
Masa-masa di KPBA saya tetap memanggil beliau dengan Pak Suyadi, tetapi ketika sudah mengenakan kostum Pak Raden saat kami menggelar semacam Pekan Dongeng di Bentara Budaya ada yang tergetar dalam hati. Kenangan masa kecil saya membuncah, ingin menjadi anak-anak yang duduk mengelilinginya, mendengarkannya bercerita. Saya bahkan harus menahan diri saya sendiri agak tidak terlalu bersemangat. Menahan diri tidak berfoto bersamanya, menatapnya selama mungkin, agar ingatan ini tak pernah hilang. Begitu siang mulai menjelang sore, beliau benar-benar memanfaatkan tongkatnya sebagi tumpuan. Pak Raden sudah tua. Kepanasan sangat di balik beskapnya, rasanya ingin kupeluk. Tapi dia menegakkan kembali badannya saat ada anak-anak yang mendekat didampingi orangtua yang memiliki binar yang sama dengan hati saya. Saya yakin, kami pasti berbagi kenangan masa kecil yang sama.
Dan baru dua tahun ini saya tahu bahwa Pak Suyadi yang menjadi ilustrator di buku-buku pelajaran saya. "ini budi. Ini ibu budi. ... " Ternyata Pak Suyadi turut serta pada masa-masa awal penguntaian huruf-huruf di kepala saya. Dan sebagai orang yang mencintai tulisan juga cerita, itu sangat berarti.
Selamat jalan, Pak Raden. Semangat berceritamu tak akan pernah usai. Mari mendongeng untuk anak-anak kita, dan biarkan ikatan yang terjalin saat tengah berhimpitan di kasur, menyatukan kepala-kepala agar masuk dalam satu kepakan buku yang dibaca, menjadi kenangan indah bagi anak-anak.
Bagi yang belum ada jadwal hari Minggu ini, mampir di Museum Nasional ya. Ada Festival Mendongeng Indonesia, ada banyak dongeng gratis dan pendongeng dari mancanegara. Mari mendongeng untuk generasi yang lebih baik.
Belakangan saya baru tahu kalau Pak Raden lah yang menciptakan Si Unyil, padahal peran beliau di serial itu malah menjadi seorang Pak Raden yang pelit banget bin galak. Lucunya, walau perannya semi antagonis, ketika muncul di panggung-panggung, Pak Raden adalah sosok yang ramah pada anak-anak, pandai mendongeng dan jago menggambar. Jika di televisi tawanya yang menggelegar itu muncul ketika anak-anak lari terbirit-birit menjauhi rumah Pak Raden, sedangkan di panggung tawa itu ada di antara kerumunan anak-anak. Saat mendongeng, kami semua tahu bagaimana sebenarnya Pak Raden. Dia yang hangat, imajinatif, penuh kejutan dalam cerita dan gambarnya.
Saya berkesempatan bertemu dengan Drs Suyadi saat bergabung dengan Kelompok Pencinta Bacaan Anak garapan Ibu Murti Bunanta sekitar tahun 2003. Ini efek samping ambil mata kuliah Bacaan Anak. Saat sesi kumpul rutin, saya suka diam-diam memerhatikan beliau yang duduk melihat kami latihan pentas dongeng. Pak Raden itu rupanya sudah tua. Tanpa kostumnya, terlihatlah dia sebagai sosok eyang biasa. Dirindukan.
Masa-masa di KPBA saya tetap memanggil beliau dengan Pak Suyadi, tetapi ketika sudah mengenakan kostum Pak Raden saat kami menggelar semacam Pekan Dongeng di Bentara Budaya ada yang tergetar dalam hati. Kenangan masa kecil saya membuncah, ingin menjadi anak-anak yang duduk mengelilinginya, mendengarkannya bercerita. Saya bahkan harus menahan diri saya sendiri agak tidak terlalu bersemangat. Menahan diri tidak berfoto bersamanya, menatapnya selama mungkin, agar ingatan ini tak pernah hilang. Begitu siang mulai menjelang sore, beliau benar-benar memanfaatkan tongkatnya sebagi tumpuan. Pak Raden sudah tua. Kepanasan sangat di balik beskapnya, rasanya ingin kupeluk. Tapi dia menegakkan kembali badannya saat ada anak-anak yang mendekat didampingi orangtua yang memiliki binar yang sama dengan hati saya. Saya yakin, kami pasti berbagi kenangan masa kecil yang sama.
Dan baru dua tahun ini saya tahu bahwa Pak Suyadi yang menjadi ilustrator di buku-buku pelajaran saya. "ini budi. Ini ibu budi. ... " Ternyata Pak Suyadi turut serta pada masa-masa awal penguntaian huruf-huruf di kepala saya. Dan sebagai orang yang mencintai tulisan juga cerita, itu sangat berarti.
Selamat jalan, Pak Raden. Semangat berceritamu tak akan pernah usai. Mari mendongeng untuk anak-anak kita, dan biarkan ikatan yang terjalin saat tengah berhimpitan di kasur, menyatukan kepala-kepala agar masuk dalam satu kepakan buku yang dibaca, menjadi kenangan indah bagi anak-anak.
Bagi yang belum ada jadwal hari Minggu ini, mampir di Museum Nasional ya. Ada Festival Mendongeng Indonesia, ada banyak dongeng gratis dan pendongeng dari mancanegara. Mari mendongeng untuk generasi yang lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)