Rabu, 16 Desember 2015

RABUku: Harta Karun di Obral Buku

Barang obral tidak selamanya tidak pantas dikonsumsi, bagi dunia perbukuan, banyak sekali alasan buku bagus bisa masuk daftar buku yang diobral. Status halus dari kata lain, ga laku. Makanya, terkadang saya sangat menantikan judul-judul baru di kolom obralan di berbagai toko buku online. Emang kenapa sih buku bagus bisa ga laku?

Salah Desain Sampul
Don’t judge the book by its cover? Di Indonesia, sampul adalah yang utama. Buku dengan tampak punggung doang? Ucapkan selamat tinggal. Pada floor alias lantai toko buku untuk buku-buku baru terdapat sekian puluh judul. Nah, kiranya apakah yang akan membuat calon pembeli berhenti lalu mengambil sebuah buku? Sampulnya. Perlu desain sampul yang outstanding untuk terlihat mencolok-colok di mata pengunjung. Kenapa? Karena kebanyakan pengunjung toko belum tahu mau beli apa di toko buku. Dan buku-buku bagus dengan  sampul yang tidak tepat akan menjadikan dia kawanan obral buku. Dan ketika hal itu terjadi, saya merasa tengah mendapat harta karun.

Salah Finishing Kemasan
Inilah akibat mouth to mouth marketing. Buku bagus tapi cepat bredel itu cepat banget nyebar ke calon pembeli. Niscaya buku yang mungkin melejit di penjualan awal bisa langsung ngedrop penjualannya walaupun di cetakan kedua sudah memperbaiki kualitas kemasan. Too late, bung. Buat saya? Kalau untuk buku anak-anak yaaah ga papalah hehehe ... nanti di-scan or difoto saja biar jadi e-book pribadi.

Salah atau Kehilangan Momen
Buku bagus yang keluar di saat yang tidak tepat juga bisa masuk ke daftar obral dalam waktu singkat. Bukannya apa-apa, tentu tahulah dominasi toko buku di Indonesia, kalau ga bisa buat awal yang baik, melorot sudah jatah penampakannya di toko buku. Dari floor, ke rak dgn tampak depan. Lalu tahu-tahu ada di data komputer tapi ga ada di rak, nah ini yang bikin nyesek. Dan ga semua buku dapat kesempatan kedua untuk semacam re-launch di momen yang lebih baik. Akhirnya, ke manakah buku itu pergi? Ke obralan.

Tema Tidak Populer
Saya termasuk pengggemar buku dengan penggemar spesifik. Setiap penerbitan buku memiliki minimal oplah saat dicetak, nah banyak juga saking spesifiknya, itu buku lammaaaaa banget habisnya. Padahal bukunya bagus sangat. Jadi saya biasanya menambahkan kuota sabar saya. Sabaaaar bentar lagi obraaal.


oplah terlalu Banyak
Nah ini biasa terjadi pada buku bagus yang dipromosikan laku tapi ternyata cetaknya terlalu banyak serinya, sering terjadi pda seri cerita atau aktivitas anak-anak. Akhirnya ada judul-judul yang tidak terserap sama banyak, nah itu dia harta karun saya.

So, siapa yang mau hunting obralan bukuuuu? Akhir tahun banyak yang obral buku loh, tapi jangan sampai akhir bulan banget, kan mau tutup buku juga mereka ^.^



1 komentar: