Selasa, 25 November 2014

Membaca Iklan di Singapura

Ini sedikit oleh-oleh dari kunjungan singkat saya ke Singapura beberapa bulan lalu. Cuma dikiiiit ... Soalnya memang ga pergi ke banyak tempat.
Sebenarnya kebiasaan membaca iklan atau himbauan ini suka saya lakukan kalau pergi ke mana pun. Hanya saja karena tujuannya domestik jadi saya sering terkendala bahasa, alias bahasa daerah. Nah kalau di Singapura kan pakai bahasa Inggris jadi masih bisa dimengerti lah. Himbauan-himbauan semacam ini bagi saya seperti memberi informasi lebih terkait situasi kondisi masyarakat di sana.
Kali ini saya hanya bicarakan soal iklan atau himbauan yang terletak di sekitar MRT atau Singapore Indoor Stadium, yah soalnya cuma di situ-situ aja siy saya hehehe ... Sayangnya, insting reporter saya masih kurang, jadi tidak satu pun yang sempat saya foto.


1. Help Them to Get There
Ini adalah sebagian kalimat dari iklan layanan masyarakat yang tertempel di atap MRT. Subjek utamanya adalah terkait para penderita cuci darah. Biasanya penderita cuci darah ini harus menyandang status ini hingga akhir hayat, sehingga bisa dibayangkan berapa kali dalam sebulan mereka harus ke klinik cuci darah. Nah, iklan layanan ini adalah himbauan memberikan bantuan materiil atau nonmateriil agar mereka tidak terbebani.

hmm ... Ga tahu ya, mungkin di sana juga semua sudah ditanggung asuransi, kecuali ya ongkos =) Sedangkan di Indonesia sendiri kayanya baru agak lega sejak BPJS, biaya cuci darah ditanggung. Belum sampai ke detail. Seperti yang pernah saya dengar dari saudara bahwa oleh karena proses cuci darah yang membutuhkan waktu berjam-jam, para pengantar dilanda kejenuhan sehingga kemudian menciptakan kesibukan bersama.


2. Put Down Your Bag, So There are More Room for Others
Saya lihat stiker ini ketika kebetulan masuk gerbong MRT yang khusus orang berdiri semua alias ga ada bangkunya. Saya jadi teringat julukan seorang petinggi perusahaan pada manusia beransel alias dinosaurus modern. Yang paling berasa kalau di lift, sedangkan di kereta kita orang cenderung menaruh ransel ke dada demi keamanan.

Nah kalau di Singapura malah disuruh taruh di bawah. Ya wajar, di sana orang berdiri sesuai jalur pegangannya. Ga bisa dibandingkan dengan CL kita yang bisa tiba-tiba berada di tengah-tengah gerbong tanpa tahu harus berpegangan ke mana.


3. Put Your Tray Back
Label ini tertempel di meja tempat saya makan di foodcourt mal di seberang SIS. Jadi, habis makan taruh lagi baki beserta isinya ke station khusus untuk itu.

Hmm entah karena foodcourtnya kecil atau apa, tapi himbauan ini cukup efektif sehingga para pelayan cukup berjaga di sudut yang cukup besar. Jarang deh lihat tumpukan sisa piring minta diambil dari meja. Jadi ga jorok juga kelihatannya.

Dan sudut khususnya pun sudah dipisah antara baki halal dan nonhalal. Coba tuh. Ah, kita kapan yak?


4. Stand Up Lucy
Sebenarnya pakai hastag tapi saya ragu benar atau tidak tulisannya. Saya tidak sempat baca dengan saksama karena baru terlihat saat hendak turun dari MRT. kayanya sih berkaitan dengan gender, alias ajakan bagi para wanita agar mau memberikan tempat duduk pada kaum prioritas.

Yang anak kereta or transjakarta pasti tahu dong, persaingan tempat duduk di bagian khusus wanita itu cukup sengit karena semua merasa paling berhak. Sering mereka lupa, bahwa menjadi wanita ga berarti jadi prioritas (itu hanya berlaku buat cowo) apalagi difabel. Di bagian ini memang diuji sangat siapa yang paling gentle(wo)man.


5. Watch Your Step
Ini ada lagi sambungannya, lupa. Ini himbauan bagi para pengguna gadget dan headphone agar lebih peka pada sekitar biar ga tabrakan. Oleh karena sistem MRT yang sudah demikian teratur sehingga bagi pengguna rutin tentu sudah hapal jalannya, makanya sering abai.

Kalau di Jakarta bisa dilihat di area perkantoran atau mal, kalau di jalan raya masih belum berani, ntar tahu-tahu disamber motor yang lawan arah lewat trotoar (duh).

Saya saja suka gemas sama mereka yang sudah sibuk sama gadget dari sebelum masuk lift sampai keluar. Main keluar aja, ga lihat ada ibu-ibu bawa stroller di barisan paling belakang dan kemudian harus buru-buru hold pintu lift dengan tangan gurita agar bisa keluar.

Yah semacam itulah. Dari sedikit yang saya lihat, setidaknya topik himbauan ini rada move on dari di Jakarta yang dari tahun ke tahun isinya 'jangan buang sampah sembarangan' ^^' Soal tingkat kepatuhan, hmm ga tahu ya. Kurang lama di sananya hehehe ...

Kalau ada salah-salah kata mohon dimaafkan, memang harusnya difoto, mianhae ^.^ Yang mau memberi info lebih terkait himbauan ini silahkan, saya juga cuma laporan pandangan mata, ga pakai investigasi hehehe ...
Permisiii ....

4 komentar:

  1. wah info yg berguna bgt kalo mau ke singapura :l

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe ... Ini iseng2 aja kok. Tx for stopping by =)

      Hapus
  2. Enaknya di Spore itu nggak bakalan nyasar, semua ada petunjuknya. Kalau toh nyasar, pasti bisa balik lagi. Saya lbh suka naik SBS drpd MRT soalnya lbh dekat tujuan. Kalau MRT harus jalan kaki agak jauh ke stasiunnya. Kalau jarak jauh baru pakai MRT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah iya betul, tp kemarin itu saya dan teman2 sempat nyasar nah apa mungkin krn semua ad petunjuk, kami malah ga bisa mengandalkan tanya ke orang. Seringnya ditolak atau ga tahu. hehe

      Hapus