Minggu, 09 November 2014

My Story: Double Stripes, Again?



Setelah lebih dari dua bulan blog vakum, akhirnya mulai ada selera buka laptop. Emang kenapa sih, cyiiin? Yah seperti yang telah tertulis di judul. Tanda dari tongkat ajaib yang akan mengubah banyak hal.


Semua berawal sejak kepulangan saya dari Semarang. Saat itu saya dilanda lelah luar biasa, malas luar biasa, rumah jungkir balik, rasanya tangan tak kunjung sampai membereskan rumah yang seringnya lebih kecil dari ukuran kamar deluxe sebuah hotel. Belum lagi malas itu usai, saya merasa kembung. Saya pikir, oh mungkin ini efek mau datang bulan. Namun setelah lewat jadwal datang bulan, kembung itu selalu ada, dan si bulan ga datang-datang.

Saya bicarakan ini ke mama saya, apa pendapatnya saudara-saudara? “Menurut ilmu yang pernah mama pelajari, kembung berkepanjangan itu adalah tanda-tanda kanker usus.” JEENG JEEENG.

Segeralah saya dijadwalkan untuk bertemu dokter penyakit dalam langganan sekaligus favorit mama. Rasanya malas sekali ketemu dokter ini. Bukannya apa-apa, jadwal praktiknya jelang magrib dan dia bahkan masih harus bertatap muka dengan pasiennya hingga dini hari. Untung ganteng dokternya.

Nah selagi menunggu hari ke dokter, saya berkaca, kayanya ada yang aneh dengan perut ini. Bentuknya berubah.  Mancung. Oh, no.

Dalam curiga yang penuh ketidakpercayaan, saya belilah test pack. Ah, kayanya baru kemarin beli testpack. Baru kemarin bersorak sorai Safir lepas ASI. Baru kemarin menghapus popok dalam daftar belanjaan. Pokoknya semua baru kemarin deh.

Dan ternyata benar. Tak perlu menunggu dua menit, tongkat itu sudah menunjukkan dua garis bahkan saat masih dalam keadaan tercelup.

Are you kidding me, God?

Well, ga benar-benar saya ucapkan sih, tapi karena Tuhan Mahamengetahui saya yakin Dia pun tahu niatan lidah saya.

Sebelum berkomentar tentang niatan saya itu, biar saya ceritakan dahulu apa pasal saya ingin bertanya seperti itu.

Pertama, I don’t consider myself as a good mom. Maka dari itu, walau saya sudah punya rancangan nama untuk empat anak, saya memutuskan belakangan bahwa dua anak itu cukup. Because I’m not good enough. Masih ibu yang galak. Kebayang dong ditambah satu lagi. Ini tuh kaya lagi mumet kerja overload di kantor terus masih dikasih lagi kerjaan sama bos yang berlalu sambil senyum-senyum.

Awalnya saya mengingatkan diri bahwa di luar sana ada pasangan yang bahkan menanti anak pertama pun masih waiting list, so sudah sewajarnya saya bersyukur. Namun belakangan saya ralat, ini Tuhan yang memutuskan. Bukankah saya diajarkan untuk percaya bahwa apa pun keputusan-Nya adalah yang terbaik? Yang diberi, belum diberi, tidak diberi, dan diambil oleh-Nya adalah yang terbaik. Nah, pe er manusialah untuk mencari tahu sisi terbaiknya.

Kedua, how did it happen? Sejak saya terakhir datang bulan belum ada investasi. Investasi terakhir justru ketika beberapa hari sebelum datang bulan. Dan itu pun harusnya tidak ada investasi, ah ribetlah mau ngomongnya di sini, vulgar sangat hahahaha ....

Lanjut cerita, Senin malam itu saya membatalkan jadwal ke dokter penyakit dalam di hari Selasa dan tertawa geli dengan dugaan awal mama (walau kemudian teringat ada orang-orang yang menderita kanker di luar sana and it’s not funny), lalu menjadwal kunjungan ke dokter kandungan di hari Kamis. Agak terburu-buru karena saya sudah ada rencana nonton konser Korea di Singapura sendirian. Yup, you can say that again. Makanya saya perlu semacam konfirmasi untuk mempersiapkan diri.

Jadwal hari Kamis diundur menjadi Jumat malam, padahal Sabtu subuh sudah harus cabut. Alamaaak.  

Hasil dari dokter loud and clear, sudah ada kantung, usia 7 minggu. Dihitung-hitung, berarti ketika saya datang bulan, ovarium saya yang satu lagi sudah mengalami pembuahan. Dan itu semua akibat investasi tidak langsung alias ejakulasi di luar. Jadi para pelaku seks di luar sana, inilah bukti ketika Anda tidak menggunakan pengaman dan ejakulasi di luar, tidak berarti Anda akan terbebas dari yang namanya pembuahan. Hanya butuh satu sel sperma, tuan-tuan.

Oh iya, dokternya pun dokter yang menangani Malika dan Safir, dr Botefilia, jadi yaaah agak malu-malu gimanaa gitu ketemu dokternya sambil bawa dua krucil.

So here I am, still pregnant (alhamdulillah), memasuki 17 minggu, hasil USG sudah menunjukkan SATU kepala, dua tangan, dua kaki, semoga memang isinya satu janin. Please don’t surprise me more, God. Masih mual-mual dan pusing berkepanjangan, dan malas yang berkelanjutan (tapi sudah mulai membaik dengan bukti postingan ini), masih ga tahu bagaimana saya akan mengatasi semua ini, sepertinya saya akan butuh banyak doa dan berdoa.

2 komentar: