Kamis, 09 April 2015

KAMYStory: Misi (Belum Berhasil) Memisahkan Kamar Tidur


Sejak ketahuan hamil, misi untuk segera memisahkan tempat tidur anak-anak dengan saya pun muncul. Misi itu kian mendesak ketika bayi di dalam perut sudah tahu menendang. Jadi tidur malam itu rasanya seperti ditendangi dari berbagai penjuru, kiri-kanan, luar-dalam, dan saya mulai senewen.

Lalu dibuatlah tempat tidur untuk anak-anak di kamar sebelah. Bagi yang tahu ukuran unit di kalibata city pasti ngerti dong, gede banget ruangannya. Kami pasang exhaust supaya bisa menyerap langsung udara AC yang terpatri di kamar saya. Dan sejak akhir Januari, kamar siap diujicoba.

Hasilnya? Ya jarang menetap sampai pagi siy, seringnya jam 3 satu per satu masuk ke kamar. Bilangnya sih gerah-emang gerah ternyata. Entah apa yang salah. Lucunya ketika pindah ke kamar saya dan langsung saya matikan ACnya, mereka tetap aja lanjut tidur sampai bangun keringatan. Lha jadi masalah ne opo?

Awalnya, Saya  biarkan saja, toh aslinya penganut bahwa biarkan anak tidur sama kita sampai si anak siap. Cuma karena ga nyaman terus Malika sudah mau lima tahun, yang sudah dekat dengan batas usia boleh tidur bareng orangtua dalam agama. Lagian, saya waktu kecil juga gitu, ngincer pegang tangan mama. So ya sudahlah yaaa ...

Tapi lama-lama jam migrasinya kian maju, paling bete kalau saya sendiri pun belum terpejam sudah ada yang masuk. Biasanya Safir duluan memang. Akhirnya beberapa kali jadi ada drama tengah malam ^^'

Lha begimane niy, adeknya dah mau lahir, tapi masih ada yang nguntit?
Terkadang terpikir sih, jangan-jangan Safir ini merasa kalau adiknya akan lahir jadilah dia kumat galaunya. Yaah, alamat kudu stok bonus kasih sayang. Taela kasih sayang aja kudu jadi bonus. Hehehe ga, inget Malika dulu. Waktu Safir lahir, dua bulan pertama ya urusannya entertain Malika yang galau. Biar ga bangun tengah malam trus ajak main bapaknya sampe jelang subuh. Dulu solusinya ya itu, diboboin bareng-bareng satu kasur (bapaknya ga ikutan ya, ga muat). Kayanya ga bosen-bosen mereka nyiumin ketek Amynya ^_^'

Oh apakah ini akan berakhir menjadi sekasur berempat? Ngek ngoook. Ataukah menjadi tidur yang kemudian migrasi pada dini hari? Ah pusing pala Barbie. Gimana kalau punya rumah baru aja? Yang kamar anaknya bisa dipasangin AC. haiyah, anak Indonesia kok ya ga mau panas.

Jadi intinya, saya masih berusaha. Harus diterusin karena dah ada tempat tidurnya. Soal standar naaah itu yang kudu dibicarakan ulang (sama diri saya sendiri). Solusi pengaturan ruangan, yah masih menunggu rezekinya hehehe ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar