Rabu, 03 Juni 2015

RABUku: Bliss The Bliss Bakery Trilogy #1



foto ini diambil dari www.mizanstore.com

Rose selalu terbangun di tengah malam dan kemudian mengendap-endap ke dapur mengintip ibunya tengah membuat kue. Bukan sembarang kue, Rose melihat ibunya memasukkan halilintar ke dalam mangkuk! Kita pasti penyihir kue.

Namun, meski dia dan ketiga saudaranya selalu diikutkan ketika kedua orangtuanya harus mencari benda-benda aneh yang dimasukkan dalam stoples biru, Rose tak kunjung diberi tahu soal resep-resep ajaib milik kedua orangtuanya itu.

Rose adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sebagai anak perempuan tertua, Rose kerap dimintai tolong untuk membantu kedua orangtuanya, Albert dan Purdy, di toko roti mereka, Bliss. Tapi hanya untuk pekerjaan biasa. Sejak Rose melihat cara-cara aneh ibu bapaknya membuat kue, dia tidak sabar untuk segera menjadi penyihir kue. Hingga kemudian kesempatan itu datang dengan sendirinya.

Albert dan Purdy mendadak harus keluar kota selama satu minggu untuk menyelamatkan penduduk yang terkena flu parah. Hal yang selalu mereka lakukan diam-diam di tempat tinggal mereka, Calamity Falls. Mereka kemudian memberikan Rose kunci ke ruang rahasia dan berpesan, “Jangan pernah membuka buku ini kecuali saat kebakaran.”

Cookery Booke adalah buku berisi resep-resep rahasia. Sudah lama Rose ingin membacanya tapi kedua orangtuanya tidak mengizinkannya. Namun, sekarang, ah kenapa tidak mencoba satu atau dua resep?

Bersama saudara tertuanya, Ty, mereka pun membuat kue-kue ajaib. Hanya muffin cinta dan cookie kebenaran harusnya tidak jadi masalah, kan?

Tapi kemudian seluruh penduduk kota pun bertingkah laku aneh. Belum lagi ada tante misterius yang mendadak datang dan membuat semua orang terpesona itu sepertinya hendak mencuri Cookery Booke. Rose benar-benar kebingungan.

Bliss adalah novel trilogi tentang keajaiban dari sepotong kue. Keajaiban yang melibatkan bahan-bahan aneh seperti hembusan napas, angin, suara burung, dan lain-lain. Si tokoh utama, Rose ,  adalah anak tengah yang  seringkali merasa diabaikan oleh orangtua dan saudara-saudaranya. Ty si anak sulung sibuk membanggakan ketampanannya, Sage, si anak ketiga, sibuk meniru Ty, dan Leigh, ah dia kan masih tiga tahun. Meski begitu Rose bangga bisa membantu kedua orangtuanya dan tidak sabar untuk menjadi penerus penyihir kue selanjutnya.

Membaca karya Katherine Littlewood ini membuat perut perlahan-lahan bereaksi hingga kemudian memberontak. Seperti itu pula konflik yang terjadi, awalnya kecil lama-lama menjadi besar. Dan semakin besar masalahnya, semakin lapar perut kita dibuatnya. Siapkan camilan dan air putih saat membacanya, kita tidak mau menjadi gemuk hanya karena membacanya, kaaan.




3 komentar:

  1. Horeee! Aku sudah punya seri 123 ! Welcome to the magic of Bliss Bakery!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus