Sabtu, 08 Maret 2014

Apalah Arti Sebuah Nama?

Ini episode kedua respons aksi kriminal yang melibatkan tiga remaja usia 19 tahun dengan motif asmara. Salah satu yang menyebalkan bagi saya adalah nama lengkap kedua pelaku pembunuhan bagus banget. Ahmad Imam Hafitd dan Sifa Ramadhani.

Jadi terpikir, apa yang ada di pikiran orangtua mereka ketika memberi nama, ya? Mungkin waktu itu si bapak yang laki belum terbayang ingin jadi dokter aborsi ilegal kali ya.
Mungkin juga karena lulusan linguistik, saya suka usil sendiri mengomentari pilihan nama anak-anak zaman sekarang. Ada yang nama ortunya kedaerahan, eh nama anaknya bule banget. Atau ortunya punya dialek sunda tapi nama anaknya mengandung huruf 'f', 'v', dan 'z'. Ya, biarin aja kali ... Sirik aja, lo ....

Belum lagi nama panggilan. Waktu akikah Malika banyak yang tanya, 'Nama anaknya siapa?' 'Malika' 'Panggilannya apa?' Eeee.... Ya, Malika lah .... Berharap dipanggil Ika atau Mamal? Lucu, tapi ga ada artinya. Saya sendiri punya nama panjang, alias tujuh belas huruf, tapi sudah sepanjang itu saya dipanggil hanya dari tiga huruf terakhir. Dan itu tidak bermakna. Apa coba arti 'Ati'? Mpok Ati? Papa sih ngelesnya, ati'usshalaa... Dirikanlah shalat. Jadi, saya disuruh berdiri? Haiyah.

Ada juga sudah diberi nama bagus, dipanggil bagus, eh ketemu masa abg alias alay. Jadilah nama itu berubah. Ada yang keren, sok keren, ada yang katro, sampai ada juga yang buruk sama sekali. Saya jadi ingat reaksi mama saya ketika tetangga berteriak memanggil nama abang saya dari luar pagar, 'Sanip! Sanip!' Mama saya suka membalas, "Namanya HANIFFF!" =D

Atau seperti kasus di atas, nama baik, panggilan baik, tapi tidak mendapat hidup yang baik. Akibat noda setitik, rusak martabat di google selamanya. Ini juga berlaku bagi saya.

Suatu kali saya iseng mengetikkan nama 'Melati' di situs pencari itu. Dan hasil yang keluar adalah beragam artikel yang melibatkan nama samaran korban pemerkosaan, hotel mesum, dsb. Haiyaaah ... Kenapa juga nama gue dekat dengan perilaku macam begini seeeh. Sebagai korban pelecehan seksual, kok serasa dikutuk dengan nama ini. Padahal penggunaan nama bunga pernah menjadi tren di kalangan orang Sumatra. Ada faktor kekaguman pada tumbuhan warna warni itu. Tapi yaaah, zaman berubah selera. Sekarang tugas saya adalah menebar reputasi baik bagi si Melati-Melati ini dengan eksis lewat tulisan.

Nama bagi saya adalah doa. Dan bukankah memang itu alasan kita memberi nama? Dan doa itu harus diucapkan dengan benar. Iya, ga? Ada orang memberi nama anaknya 'Mikail' lalu kemudian dipanggil 'Miki'. Eh? Mickey Mouse? Atau nama Eropa yang butuh aksen saat mengucapkannya tapi diucap dengan aksen daerah Indonesia. Kuping saya suka gatal ingin koreksi. Mohon maaf, kebiasaan editor.

Ah tapi mungkin orang Arab akan mengoreksi susunan nama anak-anak saya (Malika Rizka Lazuli dan Safir Maulana Zaid). Sudahlah, itu bukan masalah penting. Yang terpenting adalah usai memberi nama, sang orangtua sejatinya menjadi partner pembentuk karakter agar sesuai dengan nama yang dicantumkannya. Terutama nama yang diambil dari tokoh-tokoh Islam. Jika namanya Aisyah, maka ortunya haruslah seperti Abu Bakar yang menjadi sumber ilmu keislaman. Atau nama Joshua, sejatinya ortunya harus seperti Maria sebagai wanita suci. Dan jikalau memberi nama Muhammad, maka teladanilah si paman yang memiliki peran besar dalam pembentukan kepribadian Nabi Muhammad SAW. Rasanya suka malu sendiri kalau lihat nama-nama yang muncul di berita korupsi atau kriminal. Padahal yang punya nama belum tentu malu. Ada tuh yang namanya Fathonah tapi jadi tersangka korupsi. Masih cengar cengir dia tuh. Atau tiga bersaudara yang diberi nama imam-imam besar tapi cuma dipanggil dua/tiga huruf depannya. Siapa hayoooo?

Nama memang doa. Tetapi doa itu hanya akan menjadi omong kosong tanpa aksi. Sebagai pemilik nama yang sudah dewasa, saya merasa bertanggungjawab atas nama saya. Bukan sekadar klan keluarga yang memang tidak tercantum, melainkan menghargai harapan orangtua saat hanya bayi polos yang ada dalam pelukannya. Merasa bangga dengan nama sendiri dan kemudian memberikannya status terbaik sepanjang masa.

Jadi, akan kau beri nama apa anakmu?

2 komentar:

  1. Betul bgt mbak...btw nama mbak Melati, anak sy dl mau sy namakan Melati, tp suami tdk suka akhirnya sy namakan yg serupa maknanya "Yasmine Novtiristya Hanuun"...sdh bagus2 kasih nama gt..eee temennya kdg2 panggil men men...atau min min...lah... sekeluarga memanggilnya Hanuun...tp sringnya sy memanggil "sayang" sj...hehe...trus buat apa namanya? nama kan berisi pengharapan ya mbak...hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe iya niy, orang Indonesia memang suka sekali sngkatan =) namanya malah jd lebih bagus, mak. Princess yasmine =D

      Hapus