Kamis, 03 Desember 2015

KAMYStory: Membaca Komik bersama Malika

Menjelang Festival Pembaca Indonesia akhir pekan nanti, saya masih mau berbagi soal pengalaman membaca bersama Malika. Kali ini tentang komik. Membacakan komik pada anak memang harus menunggu usia yang tepat. Memahami urutan baca dan urutan balon kata memerlukan latihan yang cukup lama. Setidaknya untuk Malika baru ketika usianya jelang lima tahun dia paham konteks sebuah komik.


1. Urutan Baca
Perkenalan sebelum membaca komik adalah membacakan cartoon strip, apa ya ini bahasa Indonesianya? Banyak ada di majalah. Strip kartun dengan penomoran akan sangat membantu anak mengikuti alur. Tentu saja saat dibacakan si nomor harus juga diucap. Karena kalau tidak, saya baca yang mana, anaknya liat yang mana, dan akhirnya jadi bertanya hal yang belum dibacakan atau yang sudah dibacakan. Dan ternyata penomoran ini tidak digunakan oleh semua majalah anak. Kelihatannya sepele tapi sebenarnya memiliki dampak yang besar.


2. Teknis
Yang agak tricky dengan Malika adalah ketika dia sudah paham alur, dia jadi mulai tanya-tanya yang sifatnya teknis. Rasanya ingin buka kuliah umum tentang kesusatraan dan perkomikan. Ya kotak naratorlah ditanyain. Ya teknik gambarlah ditanyain, kenapa ada muka si itu keluar kotak, teknik pemilihan sudut pandanglah dan lain sebagainya. Jadi memang pilih komiknya ga bisa yang terlalu kompleks dulu. Mulai dari yang paling sederhana. Paling top emang BOBO tapi yang versi lama ya, karena dalam satu majalah ada berbagai jenis penyajian komik yang bisa dipelajari.


3. Kecepatan
Komik memiliki kecepatan yang berbeda dengan buku cerita yang sarat narasi. Dialog yang bertubi-tubi menantang anak-anak mencaritahu dengan cepat siapakah yang dimaksud Amynya sebagai pembaca. Karena seringnya saya tidak menunjuk balon kata satu per satu. Jadi pada komik baru ada namanya sesi perkenalan. Untuk memberi waktu bagi Malika menghapal siapa yang ngomong apa. Dan sesi ini sungguh melelahkan karena saya ga bisa langsung laju membaca melainkan banyak berhenti, beberapa kali harus mundur sesi dan lain sebagainya.

Tadinya saya mau bedakan dari suara tapi, aih suka lupa euy ... Akhirnya keder sendiri.


Ada beberapa pengalaman bahwa penikmat komik biasanya tidak akan tahan dengan buku novel, nah semoga sih Malika ga begitu hehehe ... Kan ibunya ga gitu, walau termasuk fast reader. Saya ga tahu siy, soalnya Malika termasuk anak yang suka dengan reka adegan dan suka menghapal dialog, jadi soal komik mungkin cocok. Tetapi di lain sisi, dia juga suka jadi ensiklopedia berjalan jadi dia menikmati buku-buku informatif. Sedangkan untuk cerita pendek di majalah belum terlalu tertarik karena gambarnya sedikit, yah mungkin karena belum bisa baca juga. Padahal kalau didongengin bebas juga ga masalah. Yah setidaknya dia masih punya ketertarikan yang besar dan luas terkait dengan buku. Semoga menjadikanmu orang yang membawa berkah yaaaa ...

2 komentar:

  1. Tiap anak minatnya beda-beda Mbak. Asal gak dipaksa, pasti ketemu mana yang cocok buat Malika. :)

    BalasHapus