Rabu, 23 Desember 2015

RABUku: Liburan dengan Odong-odong Dongeng

Pada tahun 2015 ini, timeline FB saya ramai dengan promosi seri Odong-odong Dongeng. Karena itu kerjaan kawan-kawan saya di Noura Books, saya malah penasaran karena tumben-tumbennya mereka merilis sesuatu terkait dengan dongeng anak-anak.


Begitu kloter kedua terbitnya seri-seri terbaru Odong-odong Dongeng, barulah saya beli tiga seri pertamanya. Maksudnya buat masing-masing anak, tapi karena yang kecil masih bayi ya keburu dibuat kado ulang tahun temannya anak-anak.


Secara fisik, buku 20 halaman ini pantes banget kalau dijadikan kado ulangtahun karena boardbook jadi ga mudah keriting dan ga mudah rusak. Setidaknya dua buku yang dipegang anak-anak kondisinya masih sangat bagus, mengingat buku-buku lain cepat sekali berubah bentuk.


Seri Odong-odong Dongeng adalah perjalanan Pakumis (Pak Kumis?) dan Topemon (topeng monyet?) dalam odong-odongnya, berkeliling sambil bercerita. Mirip kaum gypsi dengan karavannya ya? Eh tapi kalau ini mah generasi Winnetou yang tahu hehehe ...


Setiap seri, Pakumis dan Topemon kebanyakan menyuguhkan  cerita fabel, dongeng yang umum, tidak terkait daerah tertentu.  Bahkan judul Tikus & Singa juga diangkat pada seri televisi "Pada Zaman Dahulu".


Lalu apa yang menjadi pembeda dengan buku cerita lain? Ada di paruh kedua buku itu. Begitu cerita usai, Pakumis mengajak pembaca untuk berandai-andai. Bagaimana seandainya jika si A tidak ke B? Bagaimana jika si B bilang ke si A? Sebagai pemancing, pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Pakumis, nah di akhir cerita pertanyaan tersebut dibiarkan mengambang. Silahkan jawab sendiri.


Awalnya anak-anak saya bingung ketika saya melakukan pertanyaan terbuka seperti itu. Memang momennya pun salah. Saya membacakannya sebagai cerita sebelum tidur, momen yang biasanya tidak melibatkan banyak reaksi. Sedangkan Odong-odong Dongeng itu akan sangat bermanfaat sebagai alat bantu mendongeng bagi siapa saja. Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti, "Siapa yang mau jadi singa? Siapa yang mau jadi tikus?" tentu membuat anak-anak bersemangat untuk fokus pada cerita. Sedangkan pertanyaan di akhir, si penikmat buku ditantang menyebarkan khayalannya sesuka hati. Hal ini akan menciptakan percakapan seru antara yang membacakan dengan yang dibacakan (yang kalau dibaca pas mau tidur, ga bakal jadi-jadi tidurnya hahaha ... ).


Cara menyuguhkan cerita Odong-odong Dongeng pun bisa Anda kreasikan sendiri. Bisa dengan wayang atau boneka kaos kaki, pasti jadi lebih seru. Apalagi kalau dikerjakan bersama dengan anak-anak. Lumayan kan buat pengisi waktu liburan. Bayangkan jika punya serinya lengkap, wah bisa ada bermacam-macam kreasi. Judulnya ada; Tikus & Singa, Kancil & Buaya, Kura-kura & Kelinci, Semut & Belalang, Keledai & Kuda, dan Domba & Serigala. Wah banyak rupanya yang belum saya beli ^^'


Iput & Oyas sebagai kreator Odong-odong Dongeng pun aktif menularkan virus mendongeng ini di sekolah-sekolah. Hayooo siapa yang mau didatangi odong-odong istimewa?

3 komentar: