Ini laporan yang sudah lama banget mengendap di kepala,
zamannya Malika masih di Twinkers. Cinangneng sendiri beralamat di Jl. Babakan
Kemang, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea Bogor. Kampus baru IPB masih
sanaan lagi.
Ketika melihat plangnya, saya agak-agak menebak kegiatan apa
yang akan kita lakukan di sana. Secara garis besar adalah memang wisata pulang
kampung yang sangat berguna bagi mereka yang kelamaan tinggal di kota atau yang
tidak punya kampung hehehe ... Intinya
memang perkenalan suasana kampung. Saat masuk disambut kebun dulu dan rumahnya
baru terlihat setelah berjalan agak jauh. Sebenarnya area ini sangat luas
tetapi model tanahnya berundak-undak jadi tidak bisa serta merta dinikmati
dalam satu sapuan mata. Belum lagi tanaman di mana-mana. Segar banget jadinya. Ngomong-ngomong,
kegiatannya kaya apa sih?
1.
Main angklung
Setelah semua siswa diberi kalung sebagai
tanda masuk dan berbaris, mereka kemudian berkumpul di pelataran depan. Sudah
disediakan bangku-bangku dan ada sebuah spanduk lebar terpajang di depan bertuliskan
lirik lagu sunda. Pihak pengelola memberikan ucapan selamat datang singkat lalu
membagi-bagikan angklung pada seluruh siswa bahkan orangtua. Kami diberi kursus
singkat angklung. Tidak seintens di Saung Udjo memang tapi yah cukuplah. Dan
dalam sekejap kami sudah memainkan sambil menyanyikan lagu Boneka Abdi.
Malika masih jetlag di bus jadi belum mood.
2.
Menari jaipong
Kemudian siswa-siswa Twinkers itu
dikelompokkan dan kelompok Malika menuju pelataran lain untuk sesi menari. Di
sana dengan cepat anak-anak dipasangkan baju menari, setelah siap, dipimpin
oleh seorang penari yang berdandan lengkap, anak-anak pun diajarkan mungkin tiga
langkah menari awal jaipong. Dan mungkin karena diulang-ulang gerakannya, jadi
yah tidak perlu mengajarkan banyak gerak. Singkat saja, 10 menit paling lama.
3.
Membuat kue
Kami berjalan agak jauh lalu menuruni
tangga yang curam dan panjang. Dan barulah ketemu lahan kosong yang luas.
Semacam padang rumput gitu. Ada beberapa saung di sana dan satu kolam. Pada saung
pertama, anak-anak diajarkan membuat kue hmm kue apa ya kok saya lupa. Pokok
nya kue beras. oh, kue bugis. Dasarnya sudah setengah jadi, jadi ketika dikukus, anak-anak
diberi yang sudah jadi. Nanti kalau ada kelompok selanjutnya, yang dikukus itu
yang diberikan ke anak-anak untuk dicoba.
4.
Bermain gamelan
Kami lalu beringsut ke saung berikutnya.
Sudah ada set gamelan di sana. Malika langsung ambil posisi. Pengajarnya
mempraktikkan tiga nada untuk membentuk lagu sunda dasar. Tiga nada, kaya lagu
punk Cuma main tiga kunci hehehe ... tapi yah cukuplah buat para bocah-bocah
itu, karena jika dimainkan dengan irama yang tepat bisa tercipta musik yang
harmoni. Nah, karena masih bocah itulah jadinya main bebas deh ... :D
5.
Membuat wayang jerami
Setelah itu, kami dikelilingkan dan duduk
di rumput. Di tengah-tengah ada setumpuk jerami. Anak-anak diajarkan membuat
wayang jerami, agak susah, jadi orangtuanya yang belajar hahaha ... konon itu prakarya
anak-anak yang umum di daerah Bogor dan sekitarnya. Hasilnya sebenarnya agak
serem buat saya hihihiy .... Macam boneka voodoo gitu.
6.
Melukis di atas
caping
Nah, di sini baru agak lama. Melukis di
atas caping. Pada salah satu saung sudah disiapkan deretan caping polos dan
palet warna. Jadilah mewarnai bebas. Caping-caping ini kemudian dijemur dan
akan diberikan pada anak-anak usai seluruh rangkaian program ini.
7.
Menanam padi
Waktunya berkotor-kotor ria. Akhirnya ... ketemu juga yang kotor-kotor. Orangtua dan
anak ikut nyemplung berlomba menanam padi. Area sawahnya tidak begitu besar
tapi lumpur banget. Maklum dah berapa puluh orang yang injak-injak sejak tadi.
Malika senang banget di sini, bisa kotor-kotoran. Apalagi setelah itu dia tahu
akan ke mana. Ke sungai ...
8.
Memandikan kerbau
Di sungai sudah ada kerbau kecil menanti.
Dia sedang berendam dan para peserta diperbolehkan ikut nyipratin kerbau. Kalau
dipikir-pikir agak kasihan juga ya jadi anak kota, norak banget mau mandiin
kerbau. (LOL). Malika semangat ’45 dong, biar pendek dia mah jalan saja
menyusuri sungai. Walau air hingga sepinggangnya, masih aja nafsu mau mendekati
kerbau. Tapi hati-hati ya, jangan kelewat semangat nanti kerbaunya sebel juga.
9.
Berenang
Ini bagian dari acara bebas. Cinangneng
juga membangun beberapa cottage mungil di sana jadi ada kolam berenang, walau ga
besar. Malah terasa kecil banget karena ada rombongan dari sekolah lain. Sekolah
dasar swasta yang muridnya dah gede-gede badannya. Atau jangan-jangan itu SMP
ya? Plus bukan kolam renang anak jadi yah Cuma basahin kaki saja.
Usai semua itu, kami kembali ke pelataran
awal. Mengambil caping yang sudah diwarnai dan diberi sertifikat. Setelah itu
para pengajar berbaris untuk bersalaman pada kami. Di ujung barisan ada
pemiliknya.
Cinangneng sendiri ada program lain yang
berjudul Tur Kampoeng yang kegiatannya mendatangi Home Industri yang terletak
di sekitar Cinangneng. Well, bagian memberdayakan warga sekitar kayanya. Bagus
juga.
Kesimpulannya? Yah lumayan untuk perkenalan
bagi mereka yang belum pernah pulang kampung. Saya pun jadi ingat pertama kali
main ke sawah malah waktu SMA dan itu norak banget jalan di titiannya. Banyak
ngerusakinnya hahaha .... Jika dirasa Cinangneng terlalu jauh, Rumah Perubahannya
Rhenald Kasali juga suka bikin program semacam ini. Ga jauh, di pondok gede. Ingin
juga ke sana, tapi belum kesampaian.
Oh iya untuk tanya-tanya langsung telepon
saja ya ... (0251)-8621895
Have fun.
wah mak, kamis kemarin saya juga habis dari sini loh
BalasHapusKeren banget kegiatan2nya mak. TFS. Moga2 suatu saat bisa ikutan yg begini.
BalasHapusAcaranya kayaknya seru. Aku jugak mau ikutan, kalok boleh. Hihihi :P
BalasHapus