Ahad kemarin, tepatnya tanggal 25 April 2015 lalu, kelas
aktivitas Malika dan Safir alias Gen Cerdik mengadakan acara menyambut hari Kartini.
Sebenarnya karena menyandang institusi pendidikan non formal, awalnya pihak Gen
Cerdik tidak berencana mengadakan acara semacam ini. Namun, karena terinspirasi
surat Kartini yang mengangkat soal peran ibu sebagai sumber ilmu pertama bagi
anak-anaknya, maka dibuatlah acara lomba kecil-kecilan dengan tema “My Mom is
the New Kartini”.
Pengumuman untuk acara ini memang baru disampaikan secara
lengkap beberapa hari sebelumnya, tapi syukurnya memang tidak ada hal yang
kemudian memberatkan para orangtua, seperti misalnya harus bayar atau harus
pakai baju adat. Justru orangtuanya yang semangat mau cari baju adat, maklum
hari Kartinian pertama buat anak-anak. Dari Gen Cerdik rupanya punya juga link
penyewaan baju adat, jadi para ortu tinggal mampir di Gen Cerdik untuk
pilih-pilih baju yang sesuai minat dan ukuran.
Saya sih ga sempat urus-urus baju adat, secara baru lahiran
juga. Niatnya Cuma ingin anak-anak ikutan lomba biar senang, ga senep karena
acara bermain jadi agak terbatas pascakedatangan adik baru. Malika pakai kaftan
saja, anggap saja Kartini dari Timur Tengah. Safir tadinya mau dipakein kostum
Batman, tapi yang keambil Transformer, yah sudahlah.
Kami keluar unit sejak pukul 10-an. Acara di Gen Cerdik baru
mulai pukul 14. Agak salah memulai hari yang berakibat anak-anak rewel karena
belum makan dari pagi. Ngalor-ngidullah kami di bawa, eh kecuali saya yang
sempat balik ke unit mau menyusui. Dari langit yang cerah hingga hujan deras. Dan
sampailah kami di Gen Cerdik dengan nomor urut hadir 1 & 2.
Awalnya Safir ga mau ikutan lomba, biasalah begitu sampai di
Gen Cerdik dia sesumbar ingin ikut lomba yang banyak. Lombanya sendiri
direncanakan ada tiga macam, idenya adalah membuat para ibu senang; lomba
pertama membuatkan makanan untuk bunda, lomba kedua free style make up dari
ananda untuk bunda, lomba ketiga bunda memasang gambar anggota wajah dengan
mata tertutup dipandu oleh anak & pendamping.
Rupanya antusias para orangtua memang besar, yang datang
tidak hanya bocah-bocah berpakaian daerah tapi juga busana resmi lainnya, ada
juga yang pakai baju santai. Ortunya juga begitu, ada yang dandan cantik, ada
yang kucel kaya saya dan suami hahaha. Bebas lah, yang penting happy.
Saya sendiri sebenarnya lebih memikirkan bagaimana teknis
perlombaan jika diaplikasikan pada saya yang bawa tiga anak dan dua di
antaranya adalah siswa Gen Cerdik. Dan rupanya mestakung. Safir tidur. Begitu
masuk ruang Gen Cerdik dan sambil menunggu anak-anak lain, dia goler-goler di
karpet puzzle berukuran besar itu dan kemudian merem, tak terusik sama sekali.
Lalu ada salah satu orangtua datang melihat Meutia yang masih berumur seminggu
itu, ga hanya melihat tapi juga digendong dan selfie bareng suaminya eh tahu-tahu
sudah dibawa aja Meutia di dalam sementara saya dan suami juga Malika siap menjalani
lomba pertama kloter 1, menyiapkan makanan. Serasa punya satu anak hahaha ... Usai
pembukaan dan pembacaan surat RA Kartini oleh Miss Rachmi sebagai CEO, lomba
pun dimulai.
Makanan yang disiapkan juga bukan yang rumit, disediakan
biskuit sandwich kopong, sedikit meses, sedikit parutan keju dan susu kental
manis. Malika sudah punya ide sendiri, Amy hanya menanti, ayahnya jadi souz
chef. Lalu taraaaa ... jadi deh. Walau tidak bisa langsung dimakan karena harus
dinilai, tapi saya sih senang-senang saja makannya, lapar bo!
Safir baru bangun menjelang lomba kedua kloter kedua, nah
baru deh full team. Mata saya ditutup, tangan kiri gendong Meutia, tangan kanan
berada di atas dua kertas a5. Ya, dua, karena saya memasang untuk dua bocah
sekaligus. Ga perlu menang kan? Yang penting happy, kan acara keluarga. Dan
begitu penutup mata dibuka, lha tinggal kami doang memang hahahaha. Sayang ga
ada fotonya. Juru potret bantuin yang baru bangun tidur soalnya.
Malika sudah menanti-nanti apakah dia memenangkan sesuatu,
saya menyiapkan dalam hati apa yang akan saya katakan padanya karena saya yakin
kami tidak menang apa-apa. Hadiahnya tidak muluk-muluk, bukan trofi, ‘sekadar’
cetakan dino dan buku. Dan ketika semua pemenang diumumkan, Malika
cengar-cengir saja karena tidak menang. Eh rupanya tim Gen Cerdik baik hati,
semua anak dikasih hadiah. Yang bikin saya ge er adalah keluarga kami disebut
pertama sebagai penerima hadiah apresiasi. Kata miss Rachmi sih karena mau
repot-repot bawa bayi. Horeee ... akhirnya Malika dan Safir dapat hadiah juga,
dari Manthilis lagi—ga sia-sia saya ga jadi beli waktu itu (lho?).
Oh iya, ada bonus keriaan lain. Photobooth. Anak-anak difoto
satu persatu dengan studio dadakan. Agak telat si fotografer datangnya karena
akhirnya ada anak yang sudah game over baju adatnya hehe .. but then again, ga
masalah, yang penting happy. Malika dengan muka kucel dan rambut acak-acakan
pun ikut bergaya. Safir masih belum tune in dari mimpinya, yah suds, liatin
aja.
Dan hari yang sudah menjelang sore pun menghampiri, orangtua
yang lelah dan tiga bocah yang masih terang benderang matanya karena dapat
hadiah pun kembali ke unit. Mengerjakan proyek
manthilisnya ditunda hingga besok. Ga sanggup, euy. Biarlah kalau
dianggap tidak sekeren Kartini, yang penting Amy mau istirahat dulu. Dan anak-anak
pun tidur dua jam kemudian, sambil membawa kenangan tentang hari itu. Seperti kata
Malika, “aku senang banget hari ini ... ikut lomba, bikinin amy kue, dapat
hadiah lagi!”
Thank you, Gen Cerdik for the experience ....
Dressnya Malika cantik bangeeeet :D
BalasHapusHihihiy, terima kasih tante ... Barang dagangan ibunya ^_^
Hapus