Jumat, 21 Februari 2014

(mencoba) Baca Aturan Pakai

Salah satu kelemahan (atau kemalasan) saya adalah membaca aturan. Semua yang serba urut. Tata tertib, resep, cara pakai, dan semacamnya. Jadi seringlah saya kena tegur di milis yang berbeda-beda untuk aturan yang berbeda-beda pula. Dan karena beda milis/komunitas beda aturan, jadilah saya makin bingung dan makin ga  mudeng, satu aturan bercampur dengan yang lain.

Atau ketika hendak ikut lomba blog apalagi SEO, saya yang banyak mengandalkan hp untuk menulis, jadi memutuskan untuk menuliskan kembali segala macam aturan dan link yang harus dipenuhi di buku tulis. Biar mudah ceklisnya.

Konon inilah fenomena men are from mars women are from venus. Ketika wanita dianggap tidak bisa baca peta (eh saya bisa, asal bukan yg online) dan tidak bisa baca manual book (bisa kok, cuma malas tingkat dewa aja *ngeles).

Yang parah adalah ketika urusan orderan kue. Sotoy sudah hapal resepnya, eh ternyata ada yang terlewat. Ya bahannya lah, ya langkahnya lah. Ini efek kebiasaan speed reading juga sih. Padahal resep mah ga pakai aturan induksi atau deduksi. Dan sebenarnya bukan itu yang paling parah, melainkan ketika salah dosis kasih obat ke anak. Syukur dosisnya kurang bukan kelebihan. >.<

Belum lagi urusan elektronik. Hape sudah setahun lebih dibeli mungkin baru tahu 70% fungsinya dan hanya menggunakan 50% fiturnya. Bahkan baru ngeh sudah ada 18 update aplikasi di ponsel, entah sejak kapan.
Mesin cuci baru tahu tata cara isi air, deterjen, kocok, baru masukin kain, setelah setahun dipakai. Selama ini stres sendiri lihat deterjen bergumpal-gumpal. Baru tahu kalau cairan semprotan setrikaan itu tidak boleh digunakan untuk bahan kaos. Masih belum tahu juga cara menghentikan setting alarm di jam tangan. Entah sudah berapa alarm selalu berbunyi di jam 11 siang dan 12 malam. Mungkin sudah setahun. Duh.

Suatu hari abang saya mengirimkan auto tuner sebagai alat bantu menyetem gitar. Dengan tekad bulat, menyiapkan otak untuk memahami aturan pakai dalam bahasa Inggris eh ternyata tidak ada. Tanya ke yang ngirim, bilangnya, "lihat di youtube ajaaa..."

Oke, youtube memang tutorial yang sangat membantu untuk buta cara pakai seperti saya. Maunya diajarin langsung. Seperti membuka tutup botol plastik air minum, saat itulah peran lelaki sangat diperlukan =D

Youtube sudah jadi rekanan saya untuk masalah yang perlu tutorial audio visual. Pertama kali saya menggunakannya sebagai panduan tata cara adalah ketika membeli car seat untuk bayi dan hebatnya tidak ada lembaran cara pakainya. Setelah itu, dia sahabat maya kedua saya. Bukan hanya soal resep dan decorating, saya bahkan memotong rambut sendiri berdampingan dengan video youtube. Para kontributor youtube, you are the best lah. Walau kadang merasa tak percaya diri bertanya soal remeh temeh di youtube.

Ah, jadi pengen upload tutorial di youtube (finding a path to become youtube star =P). Seandainya bisa pakai ponsel ... Eh bisa ga sih?

2 komentar:

  1. bisa, Mbak. Asalkan mbak sign-in ke youtube langsung deh upload.

    Setahu saya, sign-in ke youtube bisa pakai G+ Mbak. (CMIIW).

    Tapi saya juga pernah salah baca aturan pakai. Alhamdulillah ga berefek, hehe

    BalasHapus