Minggu, 03 Mei 2015

hoMYNGGU: My Mom is the New Kartini di Gen Cerdik

Ahad kemarin, tepatnya tanggal 25 April 2015 lalu, kelas aktivitas Malika dan Safir alias Gen Cerdik mengadakan acara menyambut hari Kartini. Sebenarnya karena menyandang institusi pendidikan non formal, awalnya pihak Gen Cerdik tidak berencana mengadakan acara semacam ini. Namun, karena terinspirasi surat Kartini yang mengangkat soal peran ibu sebagai sumber ilmu pertama bagi anak-anaknya, maka dibuatlah acara lomba kecil-kecilan dengan tema “My Mom is the New Kartini”.

Pengumuman untuk acara ini memang baru disampaikan secara lengkap beberapa hari sebelumnya, tapi syukurnya memang tidak ada hal yang kemudian memberatkan para orangtua, seperti misalnya harus bayar atau harus pakai baju adat. Justru orangtuanya yang semangat mau cari baju adat, maklum hari Kartinian pertama buat anak-anak. Dari Gen Cerdik rupanya punya juga link penyewaan baju adat, jadi para ortu tinggal mampir di Gen Cerdik untuk pilih-pilih baju yang sesuai minat dan ukuran.

Saya sih ga sempat urus-urus baju adat, secara baru lahiran juga. Niatnya Cuma ingin anak-anak ikutan lomba biar senang, ga senep karena acara bermain jadi agak terbatas pascakedatangan adik baru. Malika pakai kaftan saja, anggap saja Kartini dari Timur Tengah. Safir tadinya mau dipakein kostum Batman, tapi yang keambil Transformer, yah sudahlah.

Kami keluar unit sejak pukul 10-an. Acara di Gen Cerdik baru mulai pukul 14. Agak salah memulai hari yang berakibat anak-anak rewel karena belum makan dari pagi. Ngalor-ngidullah kami di bawa, eh kecuali saya yang sempat balik ke unit mau menyusui. Dari langit yang cerah hingga hujan deras. Dan sampailah kami di Gen Cerdik dengan nomor urut hadir 1 & 2.

Awalnya Safir ga mau ikutan lomba, biasalah begitu sampai di Gen Cerdik dia sesumbar ingin ikut lomba yang banyak. Lombanya sendiri direncanakan ada tiga macam, idenya adalah membuat para ibu senang; lomba pertama membuatkan makanan untuk bunda, lomba kedua free style make up dari ananda untuk bunda, lomba ketiga bunda memasang gambar anggota wajah dengan mata tertutup dipandu oleh anak & pendamping.

Rupanya antusias para orangtua memang besar, yang datang tidak hanya bocah-bocah berpakaian daerah tapi juga busana resmi lainnya, ada juga yang pakai baju santai. Ortunya juga begitu, ada yang dandan cantik, ada yang kucel kaya saya dan suami hahaha. Bebas lah, yang penting happy.

Saya sendiri sebenarnya lebih memikirkan bagaimana teknis perlombaan jika diaplikasikan pada saya yang bawa tiga anak dan dua di antaranya adalah siswa Gen Cerdik. Dan rupanya mestakung. Safir tidur. Begitu masuk ruang Gen Cerdik dan sambil menunggu anak-anak lain, dia goler-goler di karpet puzzle berukuran besar itu dan kemudian merem, tak terusik sama sekali. Lalu ada salah satu orangtua datang melihat Meutia yang masih berumur seminggu itu, ga hanya melihat tapi juga digendong dan selfie bareng suaminya eh tahu-tahu sudah dibawa aja Meutia di dalam sementara saya dan suami juga Malika siap menjalani lomba pertama kloter 1, menyiapkan makanan. Serasa punya satu anak hahaha ... Usai pembukaan dan pembacaan surat RA Kartini oleh Miss Rachmi sebagai CEO, lomba pun dimulai.




Makanan yang disiapkan juga bukan yang rumit, disediakan biskuit sandwich kopong, sedikit meses, sedikit parutan keju dan susu kental manis. Malika sudah punya ide sendiri, Amy hanya menanti, ayahnya jadi souz chef. Lalu taraaaa ... jadi deh. Walau tidak bisa langsung dimakan karena harus dinilai, tapi saya sih senang-senang saja makannya, lapar bo!


Safir baru bangun menjelang lomba kedua kloter kedua, nah baru deh full team. Mata saya ditutup, tangan kiri gendong Meutia, tangan kanan berada di atas dua kertas a5. Ya, dua, karena saya memasang untuk dua bocah sekaligus. Ga perlu menang kan? Yang penting happy, kan acara keluarga. Dan begitu penutup mata dibuka, lha tinggal kami doang memang hahahaha. Sayang ga ada fotonya. Juru potret bantuin yang baru bangun tidur soalnya.

Malika sudah menanti-nanti apakah dia memenangkan sesuatu, saya menyiapkan dalam hati apa yang akan saya katakan padanya karena saya yakin kami tidak menang apa-apa. Hadiahnya tidak muluk-muluk, bukan trofi, ‘sekadar’ cetakan dino dan buku. Dan ketika semua pemenang diumumkan, Malika cengar-cengir saja karena tidak menang. Eh rupanya tim Gen Cerdik baik hati, semua anak dikasih hadiah. Yang bikin saya ge er adalah keluarga kami disebut pertama sebagai penerima hadiah apresiasi. Kata miss Rachmi sih karena mau repot-repot bawa bayi. Horeee ... akhirnya Malika dan Safir dapat hadiah juga, dari Manthilis lagi—ga sia-sia saya ga jadi beli waktu itu (lho?).

Oh iya, ada bonus keriaan lain. Photobooth. Anak-anak difoto satu persatu dengan studio dadakan. Agak telat si fotografer datangnya karena akhirnya ada anak yang sudah game over baju adatnya hehe .. but then again, ga masalah, yang penting happy. Malika dengan muka kucel dan rambut acak-acakan pun ikut bergaya. Safir masih belum tune in dari mimpinya, yah suds, liatin aja.


Dan hari yang sudah menjelang sore pun menghampiri, orangtua yang lelah dan tiga bocah yang masih terang benderang matanya karena dapat hadiah pun kembali ke unit. Mengerjakan proyek  manthilisnya ditunda hingga besok. Ga sanggup, euy. Biarlah kalau dianggap tidak sekeren Kartini, yang penting Amy mau istirahat dulu. Dan anak-anak pun tidur dua jam kemudian, sambil membawa kenangan tentang hari itu. Seperti kata Malika, “aku senang banget hari ini ... ikut lomba, bikinin amy kue, dapat hadiah lagi!”



Thank you, Gen Cerdik for the experience .... 

2 komentar:

  1. Dressnya Malika cantik bangeeeet :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiy, terima kasih tante ... Barang dagangan ibunya ^_^

      Hapus