Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan,
saya pikir sudah terbebas dari kemacetan. Namun, ternyata menjadi seorang
pejalan kaki yang membawa anak-anak pun jadi senewen ketika melewati jalanan
dengan lalu lintas yang liar ga karuan.
Jika kami terjebak macet saat menaiki
kendaraan pribadi, yang terucap adalah, “polisinya ke mana sih?” Berbanding
terbalik jika tengah menaiki kendaraan umum. Maklum, kalau ada polisi jadi ga
bisa selap selip ajaib.
Polisi memang suka bikin rindu, apalagi pada
jam sibuk. Sepertinya sistem lampu lalu lintas tidak sejalan dengan kenyataan
bahwa ada begitu banyak pengguna motor di kota ini dan mereka maunya di depan.
Sehingga ratusan motor yang bergerombol di depan itu menghabiskan banyak angka
di lampu petunjuk dan menyisakan hanya lima detik untuk mobil beringsut. Lima
detik saudara-saudara. Berapa banyak mobil yang bisa lanjut dalam waktu secepat
itu?
Saat hujan turun dan seketika lampu lalu
lintas koslet di mana-mana, kami merindukan polisi ada di sana. Dengan jas
hujan putihnya. Membenahi barisan kendaraan yang semrawut bagai anak ayam
kehilangan induk.
Atau ketika tanggal tua, para pengendara
mobil akan sedikit tenang karena di daerah tertentu rutin dilakukan operasi
razia dan banyak mengincar pengendara motor. Tenang karena tidak ada jamaah
motor yang datang dari arah berlawanan di jalur satu arah.
Ketertiban seolah menjadi harapan kosong
untuk sebuah jalanan bebas macet, sehingga banyak orang memilih untuk mencari
jalan sendiri.
Sesungguhnya ketertiban itu akan menjadi
solusi kemacetan jika para polisi turut tertib dan konsisten dalam menertibkan
para pengguna kendaraan bermotor. Razia yang juga bersih caranya. Gara-gara si “Uang
damai” ini, jadi ada celah bagi para pengendara meremehkan arti sebuah aturan
berlalu lintas.
Dalam sekali pandang, kita sudah bisa
menangkap ada banyak sekali pelanggaran lalu lintas di luar sana. Pada sebuah
motor saja, seorang polisi bisa menemukan pelanggaran berlapis. Dan itu ada
jutaan kasus jika mau rajin mengorek-ngorek kesalahan. Setiap hari! Bayangkan
pendapatan yang bisa diraih oleh kepolisian.
Hal itu dapat mencegah perbuatan-perbuatan
menyebalkan seperti:
1.
Kendaraan yang melawan arus
2.
Angkutan umum yang suka mangkal atau berhenti
atau yang menaikturunkan penumpang bukan di pemberhentian yang sesuai.
3.
Penumpukan motor di garis penyeberangan.
4.
Pengguna joki 3 in 1.
Selain itu juga bisa mencegah kecelakaan akibat:
1.
Pengemudi kendaraan bermotor di bawah umur.
2.
Pengemudi kendaraan bermotor dengan kapasitas
atau penumpang berlebih.
3.
Pengemudi kendaraan bermotor yang tidak
menggunakan alat keselamatan.
4.
Pengemudi kendaraan yang ugal-ugalan.
Jika razia yang
benar-benar bersih dilaksanakan setiap hari maka banyak orang yang akan
mikir-mikir sebelum mengendarai kendaraan sendiri. Lumayan kan mengurangi
jumlah pengguna jalan.
Dan jika razia terus dilakukan rutin selama bertahun-tahun,
seperti yang dilakukan Jepang pada awal-awal kebangkitannya, jangan heran dalam
10-15 tahun mendatang akan tercipta masyarakat yang tertib berlalu lintas,
berkendara pun jadi nyaman. Semoga angan itu segera terwujud.
Kebanyakan macet itu ada karena jalanan kurang muat menampung kendaraan yg ada di jalanan
BalasHapus