Akhirnya ikutan Kelas Inspirasi juga. Setelah tahu informasi
ini dari teman yang mengikuti Kelas Inspirasi di Bandung beberapa tahun lalu,
saya memang sudah lama ingin ikut. Hanya saja, ingatan tentang ini baru muncul
lagi setelah (lagi-lagi) ada teman di Bandung yang ikut ambil bagian di Kelas
Inspirasi. Dan ketika akhirnya saya menaiki Metro Mini 640 untuk briefing Kelas
Inspirasi di LIPI, saya bertanya dalam hati, eh ini beneran ya?
Sebenarnya bukan lazim saya mengikuti sesuatu yang tidak ada
barengannya. Namun, kali ini saya bahkan tidak memikirkan akan bertemu dengan
siapa nanti. Pokoknya anak-anak sudah aman sama ayahnya. Itu sudah lebih dari
cukup.
Dalam gambaran awal, saya membayangkan akan bertemu beberapa
puluh orang yang sudah matang usianya. Namun, saya banyak salahnya. Ketika
hendak masuk, saat mencari-cari ruangan pertemuan, saya melihat banyak orang
mengerubungi sebuah papan tulis putih. Oh, mungkin itu data kelompok. Saya
memang kesulitan mengaksesnya lewat ponsel, jadi sepertinya papan tulis itu
adalah pos pertama yang harus saya datangi. Saya terkejut melihat daftar
namanya seperti melihat daftar lulus SNMPTN (zaman saya dulu sih namanya
UMPTN). Banyak sekali barisan namanya. Puluhan kelompok. Saya mencari nama
keren saya dengan saksama. Eh, ga ketemu. Cari lagi. Lalu saya curiga dengan
kaki-kaki yang terlihat di balik papan tulis. Seriously? Sampai belakang juga
ada? Dan akhirnya saya menemukan nama saya di kelompok 41.
Saya akhirnya menuju ruangan temu sambil mengingat nomor
kelompok, dan jeeeeng ... banyak banget
orangnya. Kaya lagi kondangan. Malah lebih seru karena masing-masing
bawa makanan sendiri-sendiri. Ah, jadi ajang Home Made Fiesta NCC. Dan belakangan
baru saya tahu, peserta yang tercatat sejumlah 991 relawan. Belum termasuk
panitia dan para wakil sekolah yang datang saat itu ya.
Saat saya tiba, sedang sesi SKJ. Saya langsung menemukan
nomor kelompok saya yang ternyata tepat di depan pintu masuk. Saya salah
kostum. Kaos lebar tapi pendek dan celana yang selalu bermula di panggul. Ah,
ga bebas ini mau. gerak-gerak. Ya, sudahlah, agak jaim dikit jogetnya. Walau
saya sebenarnya agak khawatir perut ga seksi ini bakal terlihat. Tapi karena ga
seksi, mungkin bisa mengurangi kadar dosanya?
Selain memuji keberanian saya datang sendirian, saya kagum
dengan pemandangan di sekitar saya. Banyak sekali anak-anak muda. Beneran deh,
walau saya berJIWA muda, kok saya malah merasa tua berada di sekitar para
relawan dan panitia. Memang sih, ada yang bapak-bapak dan ibu-ibu, tapi kalau
melihat para mas-mas dan mbak-mbak yang saya yakini baru ketemu usia dua puluh
tahunan, saya jadi minder. Umur segitu, gue dah apa ya?
Ini seperti yang saya rasakan ketika melihat lomba cover
dance kpop di Kalibata City. Saya pikir akan melihat pertunjukan joget
alay-alay yang lemes-lemes, eh tapi ga loh. Atau ketika ada performance grup
beatbox yang dari kaos kupluknya bisa ketebak masih SMU, saya pikir masih ada
alternatif untuk para remaja ini untuk membuat kreasi yang positif. Sedikit
harapan lah buat saya yang ibu-ibu ini.
OK, back to briefing Kelas Inspirasi. Again, selain
relawannya saya juga terpaksa bengong-bengong ketika ada sharing dari salah satu
Pengajar Muda. Salah satu program Indonesia Mengajar yang mengirim relawan
untuk mengajar di pedalaman selama satu tahun. Walau status masih melajang,
raihan yang sudah dia capai bagi saya sudah banyak sekali. Ke mana aja gue
selama ini?
Atau ketika seorang lulusan psikolog yang dalam kalimatnya
saat hendak mengajak kita olahraga tepuk tangan, “Berhasil untuk 1500 orang di
Afganistan!” Wait, dia sudah ke Afganistan segala buat ngajarin cara presentasi
yang fun? Ah, kamu keren.
Ya, sekeren salah satu blogger make up yang baru saya lihat
beberapa waktu lalu. Masih kenyes-kenyes begitu.
Usai empat jam briefing dari jam 1300-1700, saya mengantungi
satu informasi. SDN 1 Balimester Jatinegara. Alhamdulillah, dekat rumah. Aku
kan datang.
Saya pulang dengan satu pikiran. Malika, Safir, semoga
program ini masih ada saat kau remaja nanti, Amy akan pastikan kalian juga
berpartisipasi.
Eh, itu pemaksaan ya. Hmm ... amy akan pastikan kalian
mendapat informasi yang cukup sebagai wadah kalian berbagi. Karena hidup akan
terasa hampa jika tidak berbagi terhadap orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar