It's been a while since the last time I bought book for myself. Biasanya buku-buku anak yang memang pada dasarnya koleksi juga, hingga akhirnya 'dianiaya' sama anak3.
Sejak pertemuan terakhir di Indonesia International Bookfair 2016 lalu, saya memang sudah menantikan buku dari Pak Rhenald Kasali. Walau Pak Rhenald sendiri malah mengatakan, hati-hati loh sama buku kumpulan kutipan.
Penulis buku kedua malah sudah lamaaaaaa sekali tidak berjumpa. Ya, Gobind Vashdev. Dulu, saya yang kelola buku pertamanya, Happiness Inside. Begitu saya mengundurkan diri, kami tak bersua lagi. Singkat kata, saya yang punya terlalu banyak alasan hehehe .... Membeli buku dari dirinya langsung saya maknai sebagai cara menjalin silaturahmi sekalian beli arang untuk dimasak bersama nasi karena mas Gobind juga buka lapak atas nama wisdom shop.
Nah, langsung ke laporan bukunya deh.
BAPER
by Rhenald Kasali
Eh jangan baper duluan. Ini tuw, Bawa Perubahan. Sejalan dengan buku-buku Rhenald Kasali sebelumnya, tema berubah masih dipakai oleh Pak Rhenald. Penekanannya adalah, "apakah Anda mau tetap jadi passenger atau driver?"
Menjadi seorang driver berarti kita didorong untuk mampu berinisiatif dan akhirnya berkreasi. Terbayang dong ya analogi sopir ini. Jadi sopir kan ga bisa pasif.
Cara latihan menjadi seorang driver adalah traveling sendirian. Yak, sendirian. Dan jangan ngandelin paket tur yaa ...
Hahaha ini masalah saya banget sebagai tukang nyasar. Jadi ketika harus bepergian jauh sendiri-which is baru satu kali kayanya-saya mendadak mengeluarkan segala radar reminder. Lelaah. Ya memang, walau sering protes karena merasa diatur-atur (baca: dilarang) orangtua atau kakak3, kenyataannya saya orang yang punya kelemahan dalam mengambil keputusan. Mungkin ini akibat ya, tapi kan dah kejadian. Dan mengubahnya itu suliiit banget.
Maka ketika pak Rhenald menyarankan untuk bepergian sendiri sejak dini, saya jadi ingat anak-anaknya Erwin Parengkuan bahkan bepergian berdua saja (kakak beradik) ke Ceko. Oh my God. Gue melongo. Ibunya sampai nangis-nangis ketika sudah berpisah sama anaknya. Terkadang kita sering terlalu larut dalam rutinitas mengurus(i) anak, kan.
Nah, ini yang kemudian menjadi semacam cita-cita saya untuk anak-anak. To travel alone. Bukan dalam rangka kabur dari rumah atau patah hati kaya bapaknya yaaaa ...
Kembali ke buku. Isi buku ini berisi kutipan-kutipan pak Rhenald terkait tema di atas. Dibuat sedemikian hingga supaya menarik. Sayangnya tidak ada yang berupa handlettering (maaf, saya masih lagi norak2nya dengan handlettering). Rasanya terlalu maskulin. Rupanya wajar saja, yang menyusun adalah anak-anak didik (plus anak kandung) pak Rhenald dari Rumah Perubahan yang kebetulan cowok semua. But still beautiful kok. Apalagi karena pesan ketika pre order, saya dapat bonus notebook-nah saya jadi bisa latihan handlettering.
Buku ini bisa jadi 'tampar moment' hingga reminder seandainya dah merasa jadi driver tapi lupa caranya. Dirancang hardcover tapi ringan, jadi dapat dibawa kemana-mana dan dibaca di manapun.
99 Wisdom
by GOBIND VASHDEV
Jadiii sejak terakhir bertemu, saya lebih banyak kepo-in mas Gobind via FB. Nah kumpulan renungan ini berasal dari FB. Mas Gobind sendiri mengungkapkan pada awal bukunya yang diberi tajuk copyleft instead of copyright, yang intinya seluruh isi buku ini ada di FB, silahkan dibaca. Tapi bagi yang suka membaca dalam bentuk buku, maka penulis akan menanam pohon untuk setiap eksemplar yang terjual...
Ga usah kaget, ga usah bingung. Yah, walau mungkin memang akan banyak menganga kalau mengetahui sedikit demi sedikit tentang Gobind Vashdev dan keluarga. Another color in life.
Tulisan Gobind sekilas berbeda dengan tulisan Rhenald. Namun, garis besarnya sama. Berubah. Kalau pak Rhenald cenderung progresif. Mas Gobind lebih destruktif. Tanpa batasan, tanpa tergesa. Embrace. Terima dan kasih.
Bagi saya, dua buku nourabooks yang terbit di bulan yang bersandingan ini menjadi semacam amunisi untuk lebih giat menjadi orang yang lebih baik.
Kalau kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar