Senin, 01 Februari 2016

I am Hope The Movie: Akhir Apa yang Kau Inginkan?

sumber foto: twitter I am Hope


KANKER.
Saat kata-kata itu menghampirimu atau orang-orang terdekatmu, apa yang kamu harapkan? Kehidupan dengan penyakit atau kematian yang tenang?

Hampir 10 tahun berlalu, sejak saya berada di satu ranjang dengan sepupu saya yang belakangan pindah ke rumah saya demi pengobatannya. Setelah berhari-hari cerita ngalor-ngidul, akhirnya saya pun bertanya, “Rasanya gimana? Setelah dokter bilang penyakit itu?”
“Gue nangis, Ti. Padahal gue kan pengen menyelesaikan skripsi.”

Sepupu saya ini memang yang paling rajin belajar di antara saya dan sepupu lain yang satu angkatan. Angkatan kelahiran ’81 hanya ada tiga cewe dari satu nenek. Bulan lahirnya pun hanya terpaut dua bulan satu sama lain. Sepupu saya yang lain lahir bulan Februari, sepupu saya yang sakit lahir bulan April, dan saya lahir bulan Juni. Ketika saya dan sepupu yang lebih tua saling cekakak-cekikik tentang komik, sepupu yang sakit ini sibuk membaca buku pelajarannya. Sehingga mau tak mau saya agak menyunggingkan senyum, saat dia membagi perasaannya untuk segera menyelesaikan skripsi.

Dalam thriller I am Hope the Movie ini saya terpaku pada adegan Wanita Bernuansa Pelangi menampar Mia (diperankan oleh Tjajana Saphira) yang baru divonis kanker, “kalau lo emang merasa mau mati. lo ga akan buang waktu ..."

  
Saat pertama kali mendengar ibu saya bilang bahwa sepupu saya itu terkena kanker, saya mengira akan berhadapan dengan sepupu yang menangis meraung-raung di kamar. Nyatanya, tidak. Skripsi. Hanya itu yang dipikirkannya. Keinginannya menjadi seorang sarjana bidang ilmu biologi memang sudah menjadi impiannya sejak kecil. Hingga suatu kali mama pun harus memberikan teguran keras pada dirinya, “jangan pikir skripsi dulu, selesaikan pengobatan dengan baik terlebih dulu.”

Akhirnya sesi kemoterapi pun dia jalankan dengan lebih tenang. Saya malah yang sedih ketika dia menatap cermin dan mencabuti perlahan rambutnya yang memang sudah luluh. Kupikir kamulah yang paling jelas jalan hidupnya, menjadi si pintar yang gemilang. Tapi ... kini .Akhir cerita apakah yang kau harapkan? Bisik saya dalam hati.

Itulah yang dirasakan Mia. Pertunjukan teater garapannya terpaksa tertunda sejak vonis kanker menghampirinya.  Dia pun harus berjuang meneguhkan diri dan semangat di antara dorongan keluarga untuk menuntaskan pengobatan dan mewujudkan pertunjukkan teater yang memang sudah menjadi impiannya sejak kecil. Jalan hidup apakah yang akan dia pilih?

Film yang disutradarai oleh Adilla Dimitri ini dibintangi oleh sederet pemain film papan atas seperti, Fachry Albar, Tio Pakusadewo, Fauzi Baadila, Ine Febriyanti, Ray Sahetapi, dll. Adilla Dimitri pun bertindak sebagai penulis skenario dibantu oleh Renaldo Samsara. This is serious .... 

Lalu di manakah peran Wulan Guritno yang notabene adalah istri sang sutradara? Kunjungilah laman Gelang Harapan maka Anda akan tahu jawabannya. Bekerja sama dengan Uplek.com sebagai rekan media sosial, film ini bukan semata film empati terhadap penderita kanker, melainkan juga letupan inspirasi dan harapan terhadap segala masalah yang dialami manusia.

Lalu, akhir cerita apakah yang kau harapkan?

Sepupu saya meninggal dunia hampir sepuluh tahun yang lalu. Setelah sempat dinyatakan bersih dari kanker, dia segera meluncur ke luar kota untuk menyelesaikan skripsi. Kesehatannya memburuk saat skripsi itu hampir usai. Dan ternyata hanya bisa sampai di situ.

Dua hari usai ulang tahun saya, dia berpulang. Saya tak ada di sisinya saat itu. Bahkan hingga kini tak pernah menziarahi makamnya. Mungkin inilah cara-Nya agar saya senantiasa mengingat kehidupannya, alih-alih kematiannya. Terutama masa-masa kami berdua selama satu tahun bersama di atap yang sama. Rasanya seperti mendapat hak siar ekslusif. Perjuangannya menuntaskan skripsi pun bukannya sia-sia, jurusannya memberikan kelulusan istimewa untuk dirinya. Sepupu saya akhirnya menjadi seorang sarjana biologi.

Jadi jika saya ditanya tentang akhir cerita I am Hope the Movie, saya berharap film ini berakhir dengan Mia menjalani kehidupan. To live the life. Kematian adalah hal yang pasti bagi seluruh makhluk hidup, namun yang membedakannya adalah isi dari tanda strip yang tertera di antara tahun lahir dan matimu. So, be alive. Berhentilah berputus asa (mengutip lirik RAN)


Bagaimana denganmu? Apa akhir cerita film ini menurut versimu? Atau penasaran dengan versi Adilla Dimitri? Jangan  lupa ke bioskop mulai 18 februari ini bersama orang-orang kesayanganmu ya....

PRE SALE @IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan @GelangHarapan special edition ?#?IAmHope? hanya dengan membeli pre sale ini seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di http://bit.ly/iamhoperk.Dari ?#BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit film akan di sumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu kami membangun rumah singgah .
Follow Twitter @Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Follow Instagram @Gelangharapan dan @iamhopethemovie
Follow Twitter @infouplek dan Instagram @Uplekpedia
#GelangHarapan #IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope”

11 komentar:

  1. suka dgn kata kata ini : "Kematian adalah hal yang pasti bagi seluruh makhluk hidup, namun yang membedakannya adalah isi daritanda strip yang tertera di antara tahun lahir dan matimu"

    sepupu mbk keren, ditengah penyakitnya masih brjuang mmkirkan skripsi. smoga amal ibdah bliau dtrima Allah. amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin. Iya, dia semangat bgt bgitu sesi kemo usai.

      Hapus
  2. Tulisan yang menarik dan menginspirasi untuk pembelajaran hidup !
    Salam kenal dari guru yg suka ngeblog : http://iwansmtri.blogspot.co.id/2016/01/pembelajaran-hidup-dari-film-i-am-hope.html

    BalasHapus
  3. seperti kisah temanku mbak, kanker getah bening dan skripsi, tapi temanku belum sampai menyelesaikan skripsinya

    BalasHapus
  4. Penasaran sm filmnya, harus nonton akhhh

    BalasHapus
  5. Penasaran banget nih ama filmnya :D

    BalasHapus