Ini sih hasil wawancara suami. Sebagai penggemar kopi pekat,
maka tur Kalibata City versi dia adalah mencari tempat ngopi yang enak. Setelah
beberapa kali berganti tempat, ada satu tempat yang belakangan sering dia
datangi terutama untuk nonton siaran bola saat akhir pekan.
Namanya Kopi Pancong.
Dari namanya sudah jelas bahwa tempat ini menyediakan kopi Aceh atau
kopi Gayo. Letaknya di kios bagian luar tower Gaharu. Persis di perempatan
jalan. Tempat ini tidak punya area duduk di dalam, semuanya di luar, dinaungi
dengan atap tenda hitam.
Pada awal-awal, tempat ini mencolok dengan banner besar yang
bertuliskan kutipan tentang kopi. Suatu kali juga pernah bertuliskan bahwa akan
ada pembacaan puisi di sana. Saya pikir ini nuansanya agak-agak mirip di kafe sastra
or something gitu, walau sih lebih tepatnya itu hanya kafe teras.
Tempatnya sih ga ramah anak ya. Secara tempat ngopi n di
luar pula jadi yah isinya orang merokok. Makanya penjaga warungnya agak kaget
ketika suami datang bersama istri dan TIGA anaknya yang bocah-bocah. Dikira
masih single kali dia. Untungnya waktu itu masih pagi jadi agak lenganglah di
sana. Sekadar sarapan pisang goreng, dengan coklat panas untuk anak-anak, dan
tentu saja segelas kopi hitam untuk suami. Istri? Yang motoin saja. Sebenarnya
ingin coba bubur Aceh, tapi kosong ... hmmm ... Ada juga sih menu nasi dan
teman-temannya, tapi masih terlalu pagi kayanya. Ingin yang enteng-enteng saja.
Sesekali nyobain pisang goreng kipasnya. Garing, manis, dan
panas. Maklum, anak-anak sukanya yang garing jadi even pisang goreng maunya
yang garing, kalau tidak yang dimakan Cuma tepungnya. Coklat panasnya disajikan dalam cangkir
kecil. Agak gimana gitu, teringat coklat hangat ala Bengawan Solo atau Starbucks
hehehe ... Tapi memang pekat banget. Warnanya hampir mirip dengan kopi si ayah.
Kopi Pancong sendiri juga bekerja sama dengan warung mie
baru di tower Gaharu yang letaknya di ujung satunya lagi, Bakmi Alay 38. Pernah
juga makan mie di sana dan minumnya dari Kopi Pancong. Berekspansi rupanya
hehehe ....
Namun, kalau buat saya sih, ga bakal jadi destinasi
nongkrong selanjutnya. Walaupun hanya untuk duduk ngetik sendirian, bisa pusing
saya. But, memang itulah khas warung kopi Aceh, penuh dengan orang ngopi
secangkir kecil, merokok dan mengobrol berjam-jam. Saya sepertinya lebih prefer
di taman, eh tapi di taman ga ada colokan ya? ^^’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar