Tulisan ini dibuat ketika saya dan anak-anak menginap di rumah orang lain dan saya lupa membawa lampu tidur. Dan sukses membuat saya tidak bisa tidur. Lampu tidur menjadi salah satu barang wajib bawa jika harus menginap di tempat selain rumah mama. Saya menyadari fakta bahwa kebanyakan orang Indonesia tidur dengan lampu menyala. Fakta yang bikin orang bule bingung. Tapi di tanah air tercinta ini, orang seperti saya yang kemudian tidak bisa tidur semalaman, sayalah orang anehnya.
Tidak membawa lampu tidur jadi masalah karena itu artinya anak-anak tidak punya pilihan selain tidur dengan lampu super terang untuk mode tidur. Terlebih posisinya yang biasanya di tengah atap membuat cahayanya tidak bisa dihindari sama sekali. Anak-anak tentu tidak mau tidur dalam keadaan gelap gulita karena terkait kecemasan tidak bisa melihat atau menemukan Amynya di sisi. Demi anak yang masih suka terbangun tengah malam, maka bolehlah pakai lampu tidur. Tapi ketika tidak ada lampu tidur, itu jadi pe er tambahan buat saya. Walaupun anak-anak cepat tertidur karena biasanya di acara menginap tidak ada jadwal tidur siang dan pol-polan main, tapi kemudian di tengah malam, tunggu saja keriuhannya. Butuh waktu nyaris dua jam untuk membuat dua bocah ini kembali tidur pulas.
Oleh karena itu, di tengah rasa kesal di dada, saya ingin menjelaskan tentang penggunaan cahaya saat tidur. Tentu saja setelah membaca beberapa artikel tentang hal itu.
1. Tidur di Malam Hari itu Panggilan Alam
Yup, saudara-saudara. Tidur di malam hari itu panggilan alam yang salah satunya ditandai dengan gelapnya langit. Ketika langit mulai gelap, tubuh kita pun turut merespons, sehingga memunculkan hormon-hormon penyebab kantuk.
Jadi ketika malam tiba tetapi kemudian kita tidur dengan lampu menyala itu artinya kita tengah mengacaukan hormon-hormon di tubuh kita.
Jika kini banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup buruk, oleh sebab itu kita seharusnya mencanangkan tidur dengan cahaya segelap mungkin sebagai gaya hidup keren.
2. Gelap Tapi Terang
Apakah yang masih terang di kala kita telah mematikan lampu? Jawabannya, teknologi. Berapa banyak dari kita yang membiarkan televisi menonton kita tidur? Berapa banyak dari kita yang membuka tablet, pc, atau laptop di samping orang yang tengah tidur? Berapa banyak dari kita yang tidak mengatur lights off di gadgetnya secara otomatis?
Sebagai pencinta gelap saat tidur tetapi suka terbangun dini hari lalu menyalakan gadget, pantulan cahaya menjadi isu bagi saya terlebih jika saya terpaksa menyalakannya dalam satu kamar yang sama dengan anak-anak yang masih tidur.
Biasanya saya akan cari pantulan yang tidak sedang ditengok anak-anak. Atau kalaupun tengah menanti Malika yang suka lama meremnya, saya tutup muka dengan guling dan menyalakan hp di baliknya supaya Malika tidak tergugah dengan cahayanya dan urung tertidur.
Atau ketika loadingnya lama, saya balikkan hp agar cahayanya tidak terus-terusan menyala. Dan betapa terkejutnya saya ketika melihat suami tidur dengan hp yang terus melek padahal tidak sedang membuka apa pun.
Ternyata menurut beberapa artikel, blue lights yang biasa muncul dari benda elektronik memiliki efek membuat orang tidak bisa tidur. Mengorbankan tidurnya. Jadi sekecil apa pun cahaya itu, apalagi jika berkedip-kedip seperti hp beri dan terletak pada jarak 'pandang' orang yang tidur maka itu artinya kualitas tidur akan senantiasa berkurang.
3. Pelor Itu Tidak Keren
Jika ada yang merasa keren bisa jadi orang pelor. Nempel langsung molor. Mau terang kek, gelap kek, berisik kek. Justru yang begini ini yang menjadi pengidap 'silent killer depretion'.
Hormon yang kacau serta kualitas tidur yang tidak sempurna menjadi kontributor besar untuk penyakit depresi. Ingat, depresi itu penyakit. Bukan status.
Maka dari itu tidurlah sesuai adabnya. Bukankah agama menyarankan beberapa surah dan doa untuk dibaca sebelum tidur? Maka tidurlah dalam kepasrahan. Tidurlah dengan bersiap. Bersiap untuk tidak membuka mata kembali.
Lha kok jadi horor?
Anyway, lessons of the day, don't forget to bring your night lamp. =D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar