Setelah sekian lama berkecimpung di dunia blog, baru
beberapa bulan terakhir saya mencermati dengan saksama. Baru belakangan saya
tergoda ‘menyetubuhi’ akun blog saya padahal saya tahu sering gaptek setiap
kali mengklik ini itu. Dan bahwa
setiap klik saya merindukan memanggil abang saya untuk memberikan ceramah BLOG
101.
Dan dari waktu yang singkat itu, aha moment saya adalah
dengan menyimpulkan bahwa buku dan blog ternyata bersaudara.
Sedikit berawal dari setiap kali melihat update blog
kawan-kawan di komunitas KEB, selain judul yang paling menarik perhatian adalah
header judulnya. Bisa terdiri dari permainan pola background atau dari foto.
Kreatiflah. Samar-samar saya ingat pernah ada postingan blog yang menyarankan
menggunakan tool yang biasa digunakan para ilustrator. Fungsinya untuk membuat
berbagai perlengkapan dalam sebuah posting blog. Kini, bahkan ada aplikasinya
yang saya yakin pasti sulit saya dapatkan karena takdir gaptek saya hehehe ... Ada
yang tergelitik di hati, ingin juga seperti itu, tapi ....
Dan ‘tapi’ itu terpaksa agak menyingkir setelah mengetahui
persaudaraannya dengan buku.
Saya pernah bekerja di penerbitan selama tujuh tahun sebagai
Editor in Chief, dan ternyata jobdesk saya itu banyak dilakukan oleh para
blogger aktif di jagad. Berikut saya jabarkan persamaannya, yaa...
1.
ISI:
Awalnya blog bagi saya adalah coretan sisi lain saya. Bermula di Friendster
saya banyak menuliskan puisi. Yah, bukan puisi hebat. Sebenarnya lebih
mendekati lirik tetapi dalam format puisi. Lebih dekat dengan curhat hehehe ...
Kemudian saya mengenal multiply tempat saya menuliskan apa saja. Beneran apa
saja, dari yang publik hingga pribadi sehingga beberapa kali saya mendapat
kritikan terkait hal itu. Dan saya kemudian membuat salinannya di note FB. Setelah
multiply digusur dan saya gagal mengimpor isinya ke blogspot karena gaptek itu,
blog saya itu sempat lama diam. Hingga kemudian saya hendak mengikuti lomba
blog dan tidak boleh menggunakan FB note. Jadilah melatikoekieku.blogspot.com
eksis.
Terkait isi, awalnya mau lomba-lomba saja,
tapi lalu ada lomba yang mensyaratkan keaktifan blog tersebut. Saya jadi
mikir-mikir deh mau nulis apa. Kali ini agak lebih hati-hati. Yah, belajar dari
pengalaman lah. Masih ada salah di sana sini sih. But the point is, kini saya
harus lebih memerhatikan ISI karena bagaimana pun akan terbaca oleh orang lain.
Jadi saya tanyakan pada diri saya terkait visi misi blog ini. Baru tahun ini
saya mulai memberi tema pada hari-hari tertentu demi menjaga isi blog saya pada
koridor yang sesuai dengan visi misinya.
2.
TAMPILAN:
Ya, seorang editor in chief mengurusi tampilan sebuah buku dari depan banget
hingga belakang banget. Dari judul hingga barcode. Tentu saja dibantu teknisnya
oleh desain grafis. Ada masanya saya bahkan memilihkan fontnya. Font judul, sub
judul, teks, caption, dll mata saya sampai tak bisa lagi membaca huruf-hurufnya
saat memilih jenis font. Saya lupa kalimat yang mencantumkan A-Z itu “The fox
bla bla bla ... “ pokoknya itulah. Belum lagi ilustrasi, konsep desain sampul,
warna-warnaan—yang menurut saya sulit karena saya buta warna.
Nah di blog ini saya mau gampang saja
awalnya. Ga ma terlalu iseng karena tidak ada waktu yang cukup. Lalu kemudian saya melihat blog lain (inilah pentingnya blogwalking)
terutama ketika lomba, bagaimana para emak-emak kece ini mengeluarkan banyak
effort untuk mendandani blognya. Saya masih terkagum-kagum dengan mereka yang
rajin bikin infografis. Kok sempet-sempetnyaaaa ... (nangis di pojokan).
Tentu sesuai kepribadiannya dan
kemampuannya. Kebisaan yang membuat saya iri dengan para desainer grafis dan
para non gaptekkers. Dulu saya tinggal mengandalkan abang atau rekan-rekan
desainer saya, sekarang? All by my selllfff (nyanyi lagu Celine Dion).
Didukung waktu yang sudah sekian banyak
saya habiskan menatapi dasbor blogger saya, saya jadi merasa bersalah dengan
akun saya jika tidak segera melakukan sesuatu.
3.
PUBLIKASI:
Setelah aksi follow akun twitter, saya jadi bisa melihat berbagai pergerakan
para blogger terhadap artikelnya. Kalau mau dibaca ya harus kasih tahu
orang-orang. Dan jumlah kunjungan saya pun turut meningkat meski dari satu grup
ke grup yang lain memuat banyak orang yang sama. Ini pun saya lakukan saat
menjadi editor. Ketika buku selesai dikemas, adalah bagian dari tanggungjawab
saya menyiapkan beberapa materi promosi. Dulu kadang saya membuat reviewnya di
blog. Sekarang rekan-rekan saya di kantor terdahulu turut men-share tentang
setiap apa pun yang dikeluarkan di penerbit tersebut. So I guess, memang begitu
jalur hidup si buku dan si blog hehehe ...
4.
MANAJEMEN:
Mungkin memang begitulah adanya. Jika dulu satu buku dikerjakan keroyokan,
sekarang saya sendirian mengurusi satu postingan. Namun, tidak menutup
kemungkinan loh jika suatu hari blog ini menjadi sibuk atau saya memutuskan
membuat web sendiri, saya kemudian men-hire seseorang untuk isinya. Yah, jadi
mungkin ini seperti ketika Pak Haidar pada awal Mizan berdiri. Kutak kutik
sendiri. Lalu kemudian membuat sistem manajemen sendiri yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan sendiri pula.
Nah, banyak kan persamaannya. Ternyata saya ga benar-benar
meninggalkan jobdesk ini hehehe ... Yah belum ada gajinya sih, tetapi akan
segera difungsikan. Satu-satu dulu, mungkin masih dengan nuansa kegaptekan hehehe. Poin 2-4 menjadi semacam resolusi saya di blog
selanjutnya. Tapi mungkin usai ramadhan, lebaran, dkk yaaa ... sekarang yang
kepikiran adalah urusan kue lebaran ^^’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar