Dalam suatu pertemuan, seorang pengajar memberi perintah,
"bangun dan temukan orang yang telapak tangannya sama besar dengan Anda.
Beri salam lalu katakan nama dan hobi Anda." PRIIIT.
Saya pun bangkit dan mulai mencari, "Halo, nama saya
Melati dan hobi saya menulis."
"Halo, saya ****. Hobi saya jalan-jalan."
"Eh, saya juga suka jalan-jalan ... " mata lawan
bicara saya berbinar "tapi ga pernah ..." lawan bicara saya pun
kemudian terlihat seolah ketiban seember air mata.
"Gaji lo pasti gede ya, jalan-jalan ke luar negeri
melulu." tukas saya suatu hari pada sahabat saya yang update statusnya selalu share foto di luar negeri. Dalam hati ingin menambahkan,
kok gue ga pernah ditraktir sih?
"yah, elo, itu paket murah kali. Makanya
sering-sering lihat situs AirAsia, suka ada promo. Ke Thailand bisa cuma dengan
ratusan ribu."
Eh? Iya ya? Kok ga beda jauh sama harga tiket terbang
domestik?
Saya memang bukan orang yang suka memantau harga tiket
karena ga selalu terkoneksi internet. Lagi-lagi ini hanya alasan saya. Karena
ketika saya akhirnya mem-follow twitter AirAsiaID, saya disodorkan dengan berbagai tawaran
menggiurkan. Aiiih ... Pantesan ajaaa ... Sekarang yang susah bukan cari tiket
murah, tapi cari jadwal cuti =P
Mama saya pun turut kecipratan informasi ini. Maklum sejak
tak lagi bisa menggunakan armada bus pilihannya menuju kampung kelahirannya di
Lintau, Sumatera Barat, kondisi mama mirip seperti saya. Terkurung dalam stigma
bahwa tiket pesawat itu mahal dan tiba-tiba bengong sendiri melihat adik-adiknya
mondar-mandir Padang-Jakarta-Padang.
Bagi saya bisa mudik dengan harga promo AirAsia mah bukan
sekadar penghematan, melainkan banyak hal yang tidak bisa diukur dengan uang.
Pertama, tidak ketemu jalanan rusak khas lintas Sumatra. Kedua, ga was-was saat
melewati perkebunan karet terutama saat menjelang magrib. Ketiga, saya tidak
perlu membawa obat anti mual saat menghadapi rute penuh kelok dan konsisten
ngebut. Penting banget itu. Apa enaknya berada dalam perjalanan yang ingatannya
timbul tenggelam akibat efek mengantuk dari obat tersebut?
Ya, saya tidak pernah mabuk udara. Saya sangat menikmati
terbang dengan segala turbulensinya. Merasakan keriuhan lalu lintas udara.
Bergaul lebih dekat dengan awan dan alam mimpi. Tidak sabar untuk membawa anak-anak
menikmati perjalanan dengan pesawat terbang untuk pertama kalinya. AirAsia yang
akan jadi saksi bisunya =) Seperti seorang kakak (hanya beda 6 tahun dengan
usia si sulung).
AirAsia sudah membuat sebuah kemewahan terasa kian wajib
dengan harga murahnya. Kini, saya bisa patungan dengan beberapa teman untuk
sebuah hadiah perkawinan seorang sahabat berupa tiket liburan ke negara
tetangga. Sering terjadi, sebelum tiket gratis di tangan maka what so called
continuously travelling tidak akan pernah terjadi. AirAsia menjadi pemikat
sekaligus candu pun kemudian sahabat sejati saat hendak melakukan petualangan
baru atau sekadar pulang.
Kini tidak ada lagi momen 'bokis' ketika SD terulang. Saat
kita mengisi kolom favorit, misalnya makanan favorit, saya yakin banyak dari
kita yang menuliskan berbagai jenis makanan aneh dengan selera internasional.
"makanan favoritku, spageti, pizza dan burger." Ini yang lagi hits
waktu saya duduk di bangku sekolah dasar. Halah, ketahuan jadulnya. Padahal
sehari-hari makan semur ayam dan bayam, hehehe ... Gimana mau jadi favorit
kalau hanya dimakan setahun sekali?
Begitu pula dengan hobi. Dan bersyukur AirAsia telah
menyadarkan saya bahwa jika mengaku hobi jalan-jalan ya harus sering
jalan-jalan dong ^.^ Ada AirAsia ini. Ke mana-mana jadi lebih muraaah. Dan
setelah sekian puluh tahun berlalu kini hobi saya tak lagi sekadar keterangan
profil di atas kertas tetapi sudah mewujud menjadi cerita-cerita perjalanan dan
petualangan yang mengiringinya.
kalau saya mah takut ketinggian jadi tetap lebih nyaman naik bus mak :)) btw tulisan ini diikutkan lomba ya
BalasHapusHehehe iya ini buat lomba. Kalau aku mabuk darat sih Mak, jd usaha banget biar ga muntah sepanjang perjalanan. Pdhal jalur darat itu juga menarik viewnya. Beda kota beda yg ditanamnya =)
HapusAku belum pernah naik air asia pakainya maskapai penerbangan lain. Fasilitas dan pelayanannya oke, kan mbak?
BalasHapusAirAsia ini cocok utk perjalanan pendek. Saya sih kebetulan ga pernah dapet yg telat. Kalau soal makan dkk kudu bayar, tp ya ga masalah krn saya suka aji mumpung jajan di bandara. Paling seret krn ga boleh bawa air minum ke pesawat.
Hapuswajib dicoba juga nih pake air asia,baca tulisan mak melati sepertinya recomended :)
BalasHapusAyo dicoba trus di share bareng, siapa tahu dapat pengalaman yg berbeda =) tq for visiting
HapusIdem dengan mak Ika. Karena blm pernah ber-AA, jadinya ga ikut kontes seru ini :-( Belum rejeki.
BalasHapus