Selasa, 18 Maret 2014

REVIEW: Seri Sepatu Dahlan, Buku Cerita Bergambar

Bukan bermaksud kampanye sih, tapi kebetulan memang baru sempat tulis reviewnya. Beneran. Dan siapa tahu saja, Pak Dahlan ga jadi ikut konvensi =)

Okelah, saya bicara apa sih? Well, Februari lalu saya mampir main ke kantor saya dulu. Lebih tepatnya sih tempat teman-teman sekantor saya dulu. (waktu mengundurkan diri, kantornya belum di situ). Alias ke markas Noura Books salah satu unit penerbitan Mizan. Dan yang menyenangkan dari mampir ke penerbitan adalah oleh-olehnya buku gratis. Hore! Setelah mengundurkan diri baru deh norak lagi ketemu buku gratisan =P.

Bukunya ada tiga. Buat Malika, Safir, dan Amynya tentu sajah. Mosok Amynya ga dapet. Apalagi saya kan memang penggemar cerita anak. Buku cerita anak bergambar seri Sepatu Dahlan dengan tiga judul: "Sepatu Idaman", "Mencuri Tebu", dan "Gembala Riang". Buah karya Iwok Abqary dan diilustrasikan oleh Gina. Buku cerita bergambar ini diinspirasikan oleh novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabhicara.

SINOPSIS
SEPATU IDAMAN adalah kisah Dahlan kecil yang mendambakan sepasang sepatu untuk ke sekolah. Jarak sekolahnya yang jauh, melintasi jalanan berbatu, kebun tebu, dan sawah yang berlumpur. Membuat Dahlan kerap diejek bebek karena kakinya yang lecet dan kotor. Apakah Dahlan mendapatkan sepatu idamannya?

Sumber Foto: www.mizan.com



MENCURI TEBU Dahlan kecil pulang sekolah, tetapi tidak ada siapa pun di rumah. Makanan pun juga tak ada. Padahal dia belum makan sejak pagi. Akhirnya perut lapar mendorongnya mengambil arit, dia ingin mencuri tebu. Tapi, mencuri itu kan dosa?


Sumber foto: noura.mizan.com



GEMBALA RIANG adalah kisah si Dahlan yang senang menggembala. Setiap hari sepulang sekolah dia akan membawa kambing-kambing merumput. Tapi, kali ini kambing hitamnya hilang! Bagaimana ini? Pasti Dahlan akan kena marah.

THREE MUSKETEERS & d'Artagnan
Harus saya katakan ada empat kekuatan dalam cerita ini. Pertama, sumber ceritanya. Jika cerita ini benar adanya, maka saya harus kagum pada ayahanda Dahlan Iskan. Saya ingat perkataan Alyssa Wahid tentang Gus Dur, "Bapak mungkin tidak selalu ada untuk kami, tetapi ketika beliau hadir perkataannya begitu membekas."

Itu pula yang saya rasakan saat membaca buku ini. Bagaimana perkataan bapaknya menjadi pengingat dan penuntun jalan Dahlan menjalani hidup yang tidak selalu mudah ini. Ini sejalan dengan yang dikatakan Mona Ratuliu sebagai founder komunitas Parenthink, anak yang dididik baik oleh orangtuanya akan menghasilkan sumber daya yang bebas korupsi. Hmmm ... Rada tema kampanye niy, but it's true.  

Kedua, tutur cerita. Iwok menyuguhkan cerita apik nan berima. Sudah lama saya tidak mendapat buku cerita anak berima sejak Buku Balita Mizan yang terakhir eksis sepuluh tahun lalu. Keunggulan dari sebuah cerita berima adalah penambahan perbendaharaan kata yang kaya bagi anak dan mudah untuk diingat bagi anak. Terlebih anak yang mudah belajar lewat musik.

Ilustrasinya menawan. Bukan ilustrasi gamblang tapi cukup halus untuk dicerna anak-anak. Rupanya setelah saya baca profilnya, ilustrasi Gina ini memenangkan penghargaan di ajang Singtel Asian Picture Book Award 2013. Nice.

Keempat adalah penerjemah bahasa Inggrisnya. Tidak mudah membuat cerita berima dan begitu pula menerjemahkannya dengan rima yang sama menariknya. Saat membacakan untuk anak, saya senyum-senyum membayangkan si willywonka ini mengerjakan naskahnya. Kata-katanya bersaing panggung dengan bahasa Indonesianya, padahal biasanya bagian bahasa Inggrisnya atau sebaliknya terlihat cupu atau tidak nyambung. Saya jadi penasaran proses kerjanya. Sayang, sewaktu mampir ke kantor lama itu saya bahkan lupa menyapa dirinya.

Yup, si willywonka ini adalah pengganti saya di kantor Noura Books alias Shera Sihbudi yang lulusan studi penulisan di Inggris (eh benar ga tuh?). Keren yak pengganti saya ini. Dan tulisan ini sedikit banyak untukmu, say. Sebagai permintaan maat dari saya karena khilaf tidak menegurmu saat berkunjung tempo hari.

Saya sendiri belum pernah baca novel Sepatu Dahlan. Bukan ... Bukan nunggu gratisan. Belum aja kok, hehehe ... But I will read it for sure. Karena sepertinya saya tidak akan ada kesempatan menonton filmnya yang sudah rilis ketika IBF kemarin.

"Amy baca Dahlan," pinta Malika dan Safir saat hendak tidur. Dan saya tersenyum membayangkan nama Dahlan berdampingan dengan nama Sofia, Cocomong, Chuggington, Thomas, dll di kepala mereka. Yah, anggaplah ini harta karun lokal =)

2 komentar:

  1. lihat ilustrasinya aja kayaknya udah menarik. Coba saya cari, ah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk cari, harganya cuma rp20000,- kok. klo mau gampang bisa ke www.mizan.com harga bisa diskon. (maaf rada sales jawabannya, kebiasaan)

      Hapus